Operator reaktor nuklir Fukushima, Jepang, mengatakan air berkadar radioaktif tinggi bocor akibat hujan lebat Minggu (20/10). Menurut Tepco, air dengan kadar isotop Strontium-90 meluaa dari pembatas di sekitar tangki yang digunakan untuk mendinginkan air dari pembangkit yang rusak akibat gempa dan tsunami yang melanda Jepang tahun 2011.
Dalam salah satui perkiraan, kandungan Strontium-90 sampai 70 kali lebih tinggi dari batasan untuk limbah yang aman. Tepco menambahkan bahwa sebagian dari air yang tercemar radioaktif tersebut meresap ke dalam air, namun kecil kemungkinan mengalir ke Lautan Pasifik di sekitarnya.
(Video: Dokumentasi Langka Tsunami Jepang)
Strontium-90 merupakan radioaktif yang merupakan produk dari pemecahan uranium dan plutonium di dalam reaktor. Isotop tersebut mudah terserap tubuh manusia dan diduga menyebabkan kanker tulang.
Rangkaian masalahKebocoran terbaru ini memperpanjang masalah yang dihadapi Tepco sejak lumpuhnya reaktor Fukushima terkena gempa dan tsunami. Awal Oktober terjadi kebocoran karena pekerja melakukan kesalahan dalam menghitung kapasitas tangki dan sekitar 430 liter air yang tercemar meluap dari tangki.
(Baca: Tingkat Radiasi Fukushima 18 Kali Lebih Tinggi)
Bulan Juni, Tepco juga mengumumkan temuan kebocoran air yang terkontaminasi dari tempat penyimpan dengan kecepatan satu tetes setiap tiga sampai empat detik.
Listrik padam juga pernah terjadi di reaktor Fukushima sehingga menyebabkan gangguan sistem pendingin di kolam pembuangan bahan bakar. Sementara itu dalam perkembangan lain, para ahli Badan Tenaga Atom Internasional, IAEA, yang sedang berada di Jepang menyebutkan adanya langkah positif dalam kemajuan penanganan masalah di reaktor Fukushima dan sekitarnya.
Kedatangan IAEA ke Jepang ini merupakan permintaan pemerintah Tokyo sebagai lanjutan dari kunjungan tahun lalu.
"Jepang sudah melakukan sejumlah besar upaya untuk mengurangi keterkenaan radiasi atas manusia di kawasan-kawasan yang terkena dampak dan mengarah pada kembalinya para pengungsi ke rumah mereka, serta mendukung komunitas setempat dalam menghadapi gangguan ekonomi serta sosial," tutur pemimpin tim, Juan Carlos Lentijo, dalam pernyataan yang tikutip kantor berita AFP.
Bagaimanapun sejumlah warga Jepang masih belum yakin bahwa masalah pencemaran radioaktif di Fukushima sudah tertangani sepenuhnya.