Satelit Kembar Buatan Tiongkok Mampu Ciptakan Peta 3D di Luar Angkasa

By Agnes Angelros Nevio, Sabtu, 28 Agustus 2021 | 13:00 WIB
Peluncuran roket Long March 5B milik Tiongkok. Kini negeri itu merencanakan peluncuran puluhan roket untuk mengalihkan dampak asteroid yang memiliki peluang kecil untuk mengakhiri kehidupan di Bumi. (CASC)

Nationalgeographic.co.id - Tiongkok telah sibuk pada tahun 2021 dikarenakan peningkatan kegiatan yang berbasis ruang angkasa dalam upaya untuk mendominasi perlombaan ruang angkasa modern. Beijing melakukan peluncuran orbit ke-29 tahun ini dengan meluncurkan satelit kembar untuk meningkatkan kemampuan penginderaan jauh dan pemetaan 3D.

Long March 4B lepas landas dari pusat peluncuran Taiyuan untuk menyebarkan satelit kembar di orbit dekat kutub sekitar 500 kilometer di atas planet ini. Pengerahan itu dikonfirmasi oleh data pelacakan ruang angkasa AS yang melaporkan dua satelit Tianhui-2 di orbit.

Kedua satelit tersebut akan mengorbit dalam formasi, memetakan Bumi sehingga data masing-masing dapat digabungkan untuk membuat peta 3D dengan resolusi sekitar 9,8 kaki (3 meter). ini juga dibandingkan dengan  sistem kombinasi TanDEM-X dan TerraSAR-X Jerman yang diluncurkan masing-masing pada tahun 2010 dan 2011.

Misi luar angkasa Tiongkok memang selalu diselimuti kerahasiaan dan peluncurannya hanya dilaporkan dan diberitakan oleh media lokal pemerintah di Tiongkok yang menyatakan bahwa “satelit tersebut dikembangkan oleh Akademi Teknologi Luar Angkasa Shanghai (SAST) dan akan digunakan untuk eksperimen, penelitian ilmiah, survei tanah dan sumber daya, serta survei dan pemetaan geografis.”

Baca Juga: Satelit Malaysia Mati Karena 'Anomali' Misterius yang Menghantamnya

Sementara itu, peluncuran sepasang satelit Tianhui-2 bukanlah yang pertama, negara tersebut telah meluncurkan satelit Tianhui-2 pada April 2019 untuk pendekatan serupa yaitu untuk memetakan area yang disurvei.

Mereka sudah meluncurkan sepasang Tianhui-2 (01 group) pada April 2019 dan Satelit Tianhui-1 (04) dari Jiuquan di barat laut Tiongkok pada 29 Juli.

Dengan suksesnya peluncuran yang ke 29 ini, Tiongkok memiliki total 40 misi yang direncanakan tahun ini termasuk modul stasiun ruang angkasa Tianhe yang ambisius dan misi awak Shenzhou-12. Peluncuran berikutnya adalah Tianzhou 3, misi pasokan kargo ke stasiun luar angkasa yang sedang dibangun, yang kemungkinan akan berlangsung pada bulan September ini.

Sebuah laporan oleh Jaringan Kepemimpinan Asia-Pasifik untuk Non-Proliferasi dan Perlucutan Nuklir mengatakan bahwa ruang angkasa adalah bagian dari strategi besar bagi Tiongkok karena menilai prospek pengembangan kemampuan perang ruang angkasa. Selain itu alasan lain yang mungkin menjadi agendanya adalah rezim kelembagaan dan hukum. faktor- faktor lain dalam hal ini adalah: kendala di ruang angkasa, persenjataan, kasus terburuk skenario militerisasi, dan jalur untuk ruang demiliterisasi.

Baca Juga: Terungkap, Satelit Militer Tiongkok Ternyata Ditabrak Roket Rusia

Dengan anggaran sebesar 8 miliar dollar, Tiongkok memiliki program luar angkasa yang cukup ambisius. di antaranya untuk membangun stasiun luar angkasa permanen pada tahun 2022, pos penelitian bulan pada tahun 2036, kapasitas transmisi Satelit Tenaga Surya (SPS) dari orbit geostasioner (GEO) pada tahun 2050. Dan mungkin yang paling ambisius di antara semuanya adalah agenda mereka untuk menciptakan pemimpin dunia di luar angkasa pada tahun 2050.

Tiongkok memang menjadi salah satu negara yang memiliki ambisi yang besar dalam bidang pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Negara tersebut selalu membuat inovasi terbarunya dalam dunia teknologi.

Peluncuran satelit kembar ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi para ilmuwan untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang teknologi. Tak hanya itu peluncuran ini juga diharapkan akan menjadi salah satu pengembangan paling berguna untuk kehidupan manusia ke depannya terlebih tentang pengetahuan luar angkasa.