"Zombie" Nyata di Alam Sekitar Manusia

By , Kamis, 31 Oktober 2013 | 13:19 WIB
()

Menyambut Halloween yang jatuh hari ini, Kamis (31/10), kita lihat beberapa "zombie" yang ternyata ada di sekitar manusia. Beberapa parasit tertentu misalnya, menginvasi tubuh korban dan mengubah mereka menuruti perkataan sang dalang. Berikut lima contoh di antaranya: 

1. Toxoplasma gondii"Dalang" pertama yang kita sebut adalah parasit yang disebut Toxoplasma gondii. Ia gemar bereproduksi di saluran usus kucing rumah. Lalu bagaimana parasit ini bisa sampai ke usus kucing? Parasit ini menginfeksi tikus dan membuatnya tak gentar pada kucing. Dengan demikian, kucing memakan tikus yang terinfeksi sang parasit.

Namun, jangan kira manusia kebal terhadapnya. Karena diperkirakan sekitar sepertiga manusia terpapar parasit ini hingga dianggap parasit otak yang cukup umum. Parasit ini sangat berbahaya bagi perempuan hamil dan mereka yang sistem imunnya lemah.2. Parasit cacing rambutParasit ini disebut Nematomorph atau cacing bulu kuda atau cacing Gordian karena mereka terkadang memiliki massa dan nampak seperti sebuah simpul. Ia menginfeksi belalang dan serangga lain.

Sebuah studi yang dilakukan tahun 2005 oleh peneliti Prancis menunjukkan cacing ini memanipulasi inangnya. Larva si cacing rambut masuk ke tubuh belalang kemungkinan melalui air yang mereka minum. Lalu, si larva akan menguasai seluruh tubuh belalang, kecuali kepala dan kaki.

Cacing ini kemudian mengeluarkan protein yang bereaksi di pusat saraf belalang. Membuat si belalang mencari air dan menjadi tempat sempurna bagi cacing rambut bereproduksi. Si cacing, yang kini sudah empat kali lebih panjang dari inangnya, pergi dan kawin, sementara si belalang mati tenggelam.

Levi Szekeres/stock.xchng

3. Leucochloridium paradoxum Siput yang terinfeksi dengan cacing endoparasit Leucochloridium paradoxum mengelami transformasi fisik yang cukup menakutkan. Ini belum termasuk membuat mereka berperilaku nampak akan bunuh diri.

Rantai menakutkan ini dimulai ketika siput memakan kotoran burung yang terinfeksi dengan telur si cacing. Telur ini kemudian menjadi sporocysts yakni semacam kantung yang kemudian pindah ke mata sang siput.

Mata siput yang tadinya normal menjadi gemuk, berdenyut, dan kerucut bergaris. Ini membuat siput yang biasanya lebih suka berada di bayang-bayang, malah menuju sinar matahari dan menarik perhatian burung yang akhirnya memakan sang siput.

Burung yang memakan siput, memasukan parasit dalam sistem pencernaanya. Parasit ini turut bertelur di dubur burung hingga akhirnya keluar menjadi kotoran. Lalu, dimakan lagi oleh siput. Rantai ini berulang terus.

4. Semut zombieSemut yang terinfeksi jamur Ophiocordyceps unilateralis di bagian otak dibuat berjalan menuju lokasi yang cocok bagi si jamur. Studi tahun 2009 menyebut bahwa semut yang terinfeksi akan berada di bawah daun yang berada sekitar 25 sentimeter dari atas tanah.

Ini merupakan tempat tepat bagi jamur untuk bereproduksi, jatuh ke tanah, dan menginfeksi semut lainnya. Terkadang untuk mendapat mangsa baru, jamur ini akan menembakkan spora dari mayat semut yang menjadi korbannya ke semut baru.

Semut lain yang menjadi parasit adalah semut api yang menjadi inang dari lalat phorid. Di dalam tubuh semut api ini akan ditanami telur sang lalat. Larva kemudian akan bertualang ke kepala semut dan memakan otaknya.

Terkadang larva ini membuat semut api meninggalkan koloninya agar aman dari serangan. Ujung-ujungnya, lalat yang sudah tumbuh menjadi individu kecil ini akan memotong kepala inangnya dan tumbuh keluar. Seluruh proses terjadi dalam waktu 45 hari.

5. Penggigit lidahSpesimen yang satu ini tidak mengambil alih otak korbannya. Ia hanya memakan lidah sang inang dan hidup di dalam mulutnya sebagai pengganti lidah. Monster kecil ini dikenal sebagai penggigit lidah atau Cymathoidae, bagian dari isopod yang berenang menuju ke mulut ikan melalui insang. Ia memakan lidah ikan dan mengambil alihnya menjadi rumah dengan menghadap ke luar.

Seperti dilaporkan dalam penelitian Carl Zimmer, penggigit lidah ini mengambil nutrisi dari inangnya. Ikan yang terinfeksi memiliki jumlah darah lebih sedikit dibanding yang tidak. Beruntung bagi manusia, parasit ini tidak bisa menyakiti kita.