Nationalgeographic.co.id—Nitobe Inazo pernah membuat karya pada 1899 yang mengeksplorasi jalan hidup samurai, bushido, dan pedang yang dijuluki sebagai jiwanya samurai. Saking dihormatinya sebilah pedang, pekerjaan pembuat pedang menjadi amat penting.
Di Bab ke XIII, Nitobe bercerita tentang pembuat pedang. Katanya, Pembuat pedang bukanlah seorang seniman belaka dan bengkelnya adalah tempat perlindungan. Setiap hari dia memulai keahliannya dengan doa dan pemurian. "Dia menyerahkan jiwa dan rohnya ke dalam penempaan baja."
Maka itu, setiap ayunan atau gesekan pada batu asah dimaknai sebagai tindakan religius. Bahkan, beberapa ahli pedang kuno Jepang menjadi setenah si samurai itu sendiri. Salah satu yang paling terjenal ialah Muramasa Sengo dan Masamune Goro.