Studi itu dilakukan oleh para peneliti dari Nanjing Institute of Geology and Paleontology of the Chinese Academy of Sciences (NIGPAS) yang melakukan analisis pada fosil mirip udang bermata lima. Fosil yang akhirnya diberi nama Kylinxia zhangia tersebut mereka temukan di fauna Chengjiang, Provinsi Yunnan, Tiongkok barat daya. Tempat di mana banyak fosil hewan purba lengkap berasal dari era Kambrium ditemukan.
Dilansir dari Geologypage.com, penulis studi asal NIGPAS, Prof. Huang Diying, mengatakan, “Kylinxia adalah spesies chimeric yang sangat langka. Ia menggabungkan fitur morfologis dari hewan yang berbeda, yang analog dengan 'kylin,' makhluk chimeric dalam mitologi tradisional Tiongkok.”
“Karena kondisi taphonomy yang sangat khusus, fosil Kylinxia menunjukkan struktur anatomi yang sangat indah. Misalnya, jaringan saraf, mata, dan sistem pencernaannya, ini adalah bagian tubuh lunak yang biasanya tidak dapat kita lihat pada fosil konvensional,” kata Prof. Zhao Fangchen, yang juga menjadi penulis studi tersebut.
Baca Juga: Penemuan Fosil Langka Jaringan Saraf, Ungkap Evolusi Otak Artropoda
Analisis dari fosil Kylinxia juga mengungkap tentang adanya karakteristik morfologi yang unik, karena ilmuwan menemukan adanya lima buah mata Opabinia yang aneh, mereka menjulukinya sebagai ‘keajaiban aneh' Kambrium. Dari fosil tersebut juga ilmuwan menemukan ciri khas yang dimiliki artropoda sejati, yaitu adanya kutikula yang mengeras, batang yang tersegmentasi, dan kaki yang bersendi. Dari ciri-ciri tersebutlah ilmuwan yakin bahwa itu adalah fosil nenek moyang artropoda. Bukan hanya itu, ia juga memiliki pelengkap raptorial seperti yang dimiliki oleh Anomalocaris.
Anomalocaris adalah predator puncak raksasa di lautan Kambrium. Ia memiliki tubuh yang panjangnya bisa mencapai dua meter lebih. Sebenarnya, hewan purba ini telah dianggap ilmuwan sebagai bentuk dari leluhur artropoda. Hanya saja, perbedaan morfologi yang sangat jauh ditemukan, sehingga ilmuwan masih meragukan jika ia adalah nenek moyang artropoda. Terlebih lagi ada kesenjangan evolusi di antara keduanya yang hampir tidak dapat dijembatani. Hal ini menjadikannya sebagai “mata rantai yang hilang” dalam asal usul artropoda.
Prof. Zhu Maoyan berkata, “Hasil kami menunjukkan bahwa penempatan evolusioner Kylinxia tepat di antara Anomalocaris dan artropoda sejati. Oleh karena itu, temuan kami mencapai akar evolusi artropoda sejati.”
Baca Juga: Mengenal Kelabang Pulau Phillip yang Mampu Melahap Seekor Burung
Berdasarkan hasil pemeriksaan anatomi fosil Kylinxia serta analisis filogenetiknya, peneliti menemukan bahwa kaki depan Kylinxia yang membesar, hampir mirip dengan Anomalocaris. Ini mungkin juga merupakan prekursor struktur yang berevolusi pada artropoda selanjutnya. Struktur ini juga termasuk bagian mulut pada artropoda Chelicerata seperti kalajengking dan laba-laba, juga antena sensorik pada artropoda Mandibulata, kelompok yang mencakup serangga, krustasea, dan kaki seribu.
"Kylinxia telah mewakili fosil transisi penting yang diprediksi oleh teori evolusi Darwin," kata penulis utama studi, Dr. Han Zeng, asisten profesor Nanjing Institute of Palaeontology and Geology dalam pernyataannya.
“Fosil ini menjembatani kesenjangan evolusi dari Anomalocaris ke artropoda sejati dan membentuk ‘mata rantai yang hilang’ dalam asal usul artropoda, sehingga memberikan kontribusi bukti fosil yang kuat untuk teori evolusi kehidupan,” pungkas Dr. Han Zeng.
Baca Juga: Temuan Makhluk Aneh dari Laut Dalam, Seperti Kelabang Tanpa Kaki