Ibarat Knalpot, Pembentukan Bintang Baru Dapat Mencemari Kosmos

By Wawan Setiawan, Minggu, 5 September 2021 | 17:00 WIB
Galaksi memompa keluar knalpot yang terkontaminasi. (James Josephides, Swinburne Astronomical Productions)

Nationalgeographic.co.id—Sepertinya, bukan hanya Bumi saja yang mengalami masalah pada kebersihan lingkungannya, di mana polusi ditemukan hampir di setiap tempat, baik udara, darat, maupun laut. Hal ini juga ditemukan di luar angkasa, penelitian baru telah mengungkap pencemaran yang terjadi pada kosmos akibat pembentukan bintang pada galaksi.

Menurut para astronom yang telah melakukan penelitian baru di W. M. Keck Observatory di Hawaii telah berhasil mengungkap bahwa galaksi juga ternyata dapat mencemari tempat mereka berada. Para peneliti menemukan kondisi galaksi akan terlihat lebih bersih di bagian dalamnya, tetapi tidak demikian pada bagian yang mengalir keluar. Ibarat kata, galaksi ini selalu memompa keluar knalpot yang terkontaminasi.

Tim peneliti dalam studi baru mereka menggunakan bantuan dari Keck Cosmic Web Imager untuk mengonfirmasi keberadaan gas besar yang ternyata digunakan dalam pembentukan bintang, yang pada akhirnya proses ini menghasilkan sejumlah besar material keluar dari sistem galaksi. Material yang menyembur keluar ini bukanlah benda yang bersih, melainkan mengandung beberapa unsur seperti karbon, oksigen, dan besi.

Baca Juga: Berkat Teleskop Ini, Lima Supernova Tersembunyi Berhasil Terdeteksi

Dalam mendukung penelitian ini, tim astronom di ARC Center of Excellence for All-Sky Astrophysics in 3 Dimensions (ASTRO 3D) memfokuskan penelitian mereka pada galaksi yang bernama Markarian 1486 atau Mrk 1486. Galaksi tersebut berada pada 500 juta tahun cahaya dari Matahari.

Pengamatan ALMA dari kompleks Orion Nebula memberikan wawasan tentang ledakan saat kelahiran bintang. (Wikipedia)

Dilansir dari Tech Explorist, Dr. Alex Cameron, yang baru saja pindah dari Melbourne University di Australia ke Oxford University di Inggris, mengatakan, “Kami menemukan ada struktur yang sangat jelas tentang bagaimana gas masuk dan keluar.”

Ia melanjutkan, “Bayangkan galaksi adalah frisbee yang berputar. Gas masuk relatif tidak tercemar dari kosmos di luar, di sekelilingnya, dan mengembun untuk membentuk bintang baru. Ketika bintang-bintang itu kemudian meledak, mereka mendorong keluar gas lain melalui bagian atas dan bawah, gas ini mengandung unsur-unsur lain.”

Hasil studi baru Dr. Alex Cameron ini telah diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters pada 30 Agustus 2021 yang berjudul The DUVET Survey: Direct Te-based Metallicity Mapping of Metal-enriched Outflows and Metal-poor Inflows in Markarian 1486.

Menurut para astronom, akan lebih mudah melakukan pengamatan pada galaksi sebagai sumber sempurna, karena terletak pada tepi Bumi, sehingga gas yang keluar dapat dengan mudah dilihat dan diukur komposisinya.

Studi baru mengungkap, galaksi menjadi polusi terbesar dalam kosmos. (Public Domain)

"Awan gas yang sangat besar ditarik ke dalam galaksi dan digunakan dalam proses pembuatan bintang," kata rekan penulis Deanne Fisher, profesor di Pusat Astrofisika dan Superkomputer di Swinburne University di Australia.

 “Unsur-unsur – yang terdiri lebih dari setengah Tabel Periodik—ditempa jauh di dalam inti bintang melalui fusi nuklir. Ketika bintang-bintang ini runtuh atau menjadi supernova, hasilnya terlempar ke semesta—di mana mereka membentuk bagian dari matriks bintang-bintang baru, planet-planet, asteroid, dan, setidaknya ini menjadi satu contoh sebagai kehidupan baru yang muncul,” tutur Fisher.

Baca Juga: Detail Supernova Saat Awal Ledakan, Tertangkap Foto Pertama Kalinya

Ia juga menambahkan, “Pekerjaan ini penting bagi para astronom karena, untuk pertama kalinya, kami dapat membatasi gaya yang sangat memengaruhi bagaimana galaksi membuat bintang. Ini membawa kita selangkah lebih dekat untuk memahami bagaimana dan mengapa galaksi terlihat seperti itudan berapa lama mereka akan bertahan.”

Proses atom yang membanjiri galaksi dikenal sebagai 'pertambahan'. Sedangkan proses pengusiran akhir dikenal sebagai 'aliran keluar'. Semua proses galaksi ini merupakan mekanisme penting yang mengatur pertumbuhan, massa, dan ukuran galaksi.

Ilmuwan lain yang juga turut berkontribusi dalam penelitian ini berbasis di University of Texas di Austin, University of Maryland di College Park, dan University of California di San Diego, ditambah Universidad de Concepcion di Cili. Mereka semua berhasil mengungkap adanya pencemaran kontaminasi dalam galaksi.