Mencari makanan bercita rasa Indonesia di kota Pune, India, memang perlu petualangan tersendiri. Lidah Indonesia kami sempat mengalami ”gegar rasa” saat menemukan cita rasa spicy atau berbumbu rempah ala India. Untung ketemu soto madura dan nasi goreng.
Masakan India sangat berbumbu, bersantan, dan bersaus. Bahkan, untuk sekadar nasi putih—yang jarang kami temui—juga terasa spicy di lidah.
Berawal dari sulitnya menemukan makanan yang cocok di lidah, kami pun mulai mencari tahu kemungkinan adanya restoran penyedia masakan Indonesia. Dari peta wisata yang diberikan hotel tempat kami menginap, akhirnya ketemulah restoran penyaji masakan Indonesia dan Malaysia, yaitu Restoran Malaka Spice di kawasan Oxford Properties, Koregaon Park, Pune. Kota Pune atau sering juga ditulis dengan Poona terletak di Negara Bagian Maharashtra yang terletak di dataran tinggi Deccan dengan ketinggian 560 meter dari permukaan laut.
Dengan menumpang bajaj, kami pun tiba di restoran tersebut dalam waktu 20 menit. Meski singkat, detak jantung kami berpacu sangat cepat mengingat sopir bajaj berkendara dengan ekstra-ngebut. Saat kami berteriak ketakutan karena bajaj nyaris menyerempet kendaraan lain, si sopir justru tertawa kegirangan. Ia menduga kami sangat menikmati perjalanan mengebut malam itu.
Stres setelah naik bajaj yang ngebut, kami kembali bersemangat saat sampai di Malaka Spice. Restoran tersebut cukup luas, dengan lahan parkir juga lebar dan memiliki tiga area tempat duduk. Pertama, ruang makan di dalam ruangan, kedua ruang makan terbuka tanpa asap rokok, dan ketiga adalah ruang terbuka tempat pengunjung bebas merokok.
Saat membuka menu yang disediakan, kami langsung mencari menu Indonesia. Hati langsung membuncah gembira saat ada menu madurasai. Di dalam menu tersebut dijelaskan singkat bahwa madurasai adalah sejenis sup asal Pulau Madura, Indonesia. Tanpa pikir panjang, saya langsung memesan madurasai.
Teman saya dari Jakarta sebenarnya tertarik dengan mutton pepesan atau dalam bahasa Indonesia adalah pepesan. Namun, karena menyiapkannya butuh waktu cukup lama, akhirnya ia mengganti pilihan menu menjadi nasi goreng. Dua pilihan menu saat itu cukup menggoda lidah kami untuk segera mencicipi masakan tersebut. Luar biasa pastinya jika bisa mencecap gurihnya soto ayam dan nasi goreng di negeri yang lebih banyak menawarkan masakan bersaus dan berempah-rempah.
Lebih kurang 15 menit, menu pilihan kami pun tersaji. Madurasai adalah soto madura ala India. Meski tidak sama seperti soto dan nasi goreng asli Indonesia, pemilik restoran setidaknya mencoba menyamakan cita rasanya.
Sensasi rasa
Menu soto madura ala India menawarkan sensasi rasa serai dan lengkuas, yang berpadu dengan santan. Isi soto tidak jauh berbeda dengan soto madura, yaitu irisan daging ayam, bihun, kecambah, dan irisan telur ayam rebus. Rasa rempah semakin kentara saat ditemukan beberapa irisan tipis jahe di dalamnya.
Soto madura ala India memang tidak sebening dan segurih aslinya. Namun, rasa soto madura versi India ini cukup unik di lidah. Madurasai menawarkan rasa dan aroma rempah-rempah khas India.
”Ya meski rasanya tetap kental dengan ciri khas India yang sangat berbumbu, tapi lumayanlah bisa menemukan nasi goreng dan soto di India,” ujar Jajang, pengunjung Malaka Spice asal Indonesia. Jajang mengaku baru pertama kali menikmati nasi goreng dan soto di rumah makan tersebut.
Nasi goreng Malaka Spice pun tampilannya tidak jauh berbeda dengan nasi goreng Indonesia. Nasi goreng berwarna kecoklatan dengan dilengkapi telur mata sapi. Rasanya tidak sama persis, dan sekali lagi masih menyuguhkan aroma rempah-rempah ala India.
Dua menu Indonesia itu dijual dengan harga masing-masing 150 rupee atau setara dengan Rp 37.500 per porsi. Harga tersebut tidak jauh berbeda dengan harga di pusat-pusat perbelanjaan di Indonesia. Dan setidaknya, menu santap tersebut cukup mengisi perut kami yang kosong malam itu.
Rumah makan Malaka Spice selalu padat pengunjung setiap hari. Minimal ada 400-an pembeli makan di restoran milik Praful Chandawarkar ini setiap hari. Ini bisa jadi karena restoran yang dibangun tahun 1997 tersebut menyediakan beragam masakan, mulai dari Eropa hingga Asia. Bahkan, setiap hari ada bell hour, yaitu tenggang waktu selama satu jam di mana pengunjung akan mendapatkan wine secara gratis pada satu jam tersebut saja.
Deepak (27), salah seorang pegawai Malaka Spice, menuturkan, pemiliknya mengenal aneka jenis masakan tersebut karena sebelumnya sering bepergian ke berbagai negara. ”Setelah mencicipi beragam masakan dari beberapa negara tersebut, pemilik restoran ini langsung membuka restoran Malaka Spice ini,” ujar Deepak.
Ya, meski rasa soto madura dan nasi goreng ala India ini cukup berbeda dengan aslinya, malam itu kami senang karena bisa mencicipi kuliner Indonesia buatan orang India. Lidah mendapat pengalaman baru berkenalan dengan soto madura yang telah bersentuhan dengan rempah India yang khas itu.