Kayu yang dijadikan lantai dengan permukaan yang lebih kecil daripada selembar kertas, dapat menghasilkan energi yang cukup untuk menyalakan lampu LED rumah tangga, dan perangkat elektronik kecil seperti kalkulator. Lampu juga bisa menyala bila orang dewasa berjalan di atas lantai kayu itu. Dengan kata lain, energi langkah kaki kita menjadi listrik.
"Fokus kami adalah menunjukkan kemungkinan mengubah kayu dengan prosedur yang relatif ramah lingkungan dengan menjadikannya triboelektrik," ungkap Panzarasa.
"Cemara [harganya] murah dan tersedia banyak (dalam konteks Eropa), dan memiliki sifat mekanis yang menguntungkan. Pendekatan penggunaan cukup sederhana, dan dapat digunakan dalam skala tingkat industri. Ini hanya masalah teknis."
Panzarasa menambahkan, selain efisien, berkelanjutan, dan terukur, nanogenerator ini bisa dikembangkan untuk mempertahankan fitur kayu agar lebih berguna sebagai desain interior, termasuk ketahanan mekanis dan warna hangatnya.
Baca Juga: Laut Bisa Sediakan Bahan Baku Baterai dalam Jumlah Hampir Tak Terbatas
Fitur ini dapat membantu mempromosikan penggunaan nanogenerator kayu sebagai sumber energi hijau di gedung pintar. Konstruksi kayu juga dapat berperan untuk membantu pengurangan perubahan iklim dengan menyeram karbon dioksida dari lingkungan sekitar.
Lebih lanjut kelompok peneliti mencoba untuk mengoptimalkan nanogenerator dengan pelapis kimia yang lebih ramah lingkungan, dan lebih mudah diterapkan umum.
"Meski awalnya kami fokus pada penelitian dasar, ujungnya penelitian kami lakukan harus mengarahkannya pada penerapan di dunia nyata," paparnya. "Tujuan utamanya yakni agar memahami potensi kayu di luar yang sudah diketahui, dan memungkinkan kayu dengan properti baru untuk bangunan pintar yang berkelanjutan di masa nanti."
Baca Juga: Sains Terbaru, Pembangkit Listrik Bertenaga Keringat Jari Manusia