Masa Depan Puisi

By , Selasa, 7 Januari 2014 | 08:04 WIB

"Ketika karya puisi digital diciptakan menjadi seperti game komputer, dimainkan dan game komputer kita ketahui mampu menarik perhatian jutaan pembaca, sementara puisi tradisional yang dicetak paling hanya  mampu menarik pembaca ratusan saja. Jadi saya pikir media digital sudah jelas akan menjadi masa depan puisi.

"Saat ini saja kebanyakan orang mengakses berita, hiburan bahkan lowongan kerja lewat media digital, ya begitu juga nasib puisi dan seni lain pada akhirnya nanti," ungkapnya.

Oleh karena itu Nelson mendorong agar pengarang puisi tradisional mendobrak batas-batas mereka dan mulai berkarya di puisi digital juga. Menurut Nelson untuk menciptakan puisi digital tidak harus punya kemampuan komputer atau teknologi yang tinggi. "Misalnya anda dapat menciptakan puisi digital mengenai tempat, gunakan teks dan video gambar kemudian gulirngkan di Google Maps untuk menciptakan puisi interaktif," sarannya.

Kata Nelson, ia yakin hal terpenting dalam menciptakan puisi digital adalah keunikan dan keaslian gagasan, bukan masalah penguasaan teknologi.

Berkembangnya sastra digital juga telah mendorong gagasan untuk membuat pangkalan data karya sastra digital Australia. Database ini akan diluncurkan awal tahun ini.