Siapa pun yang pernah bepergian ke kota London, Inggris, pasti ingat bus tingkat berwarna merah yang menjadi salah satu ikon kota itu. Lantaran menarik, banyak turis yang mengabadikan perjalanannya dengan latar bus tersebut.
Melalui bus tingkat juga, Jakarta menghadirkan ikon baru, melengkapi ikon kota yang sudah ada. Bus berwarna hijau pupus dan ungu ini akan melayani warga secara gratis di pusat kota. Fungsinya sama dengan bus tingkat di London, menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Bus berkapasitas 62 tempat duduk ini diluncurkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Kamis (16/1) siang, di Bundaran HI. Peluncuran disambut sukacita, sebagian melongo melihat bus tingkat baru itu. Siang itu, lima bus dijajal, mulai dari Bundaran HI, Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, Harmoni, Juanda, Veteran III, Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Medan Merdeka Barat, hingga Jalan Medan Merdeka Selatan.
Seusai menjajal bus, Jokowi puas. ”Bus ini lebih baik daripada bus yang ada di London. Inilah yang saya inginkan, desainnya pas, warnanya juga cocok. Desain ini sudah berkali-kali berubah, baru yang ini saya setujui,” kata Jokowi.
Selama perjalanan, mantan Wali Kota Solo itu duduk di kursi paling depan di dek atas bus. Dari dek atas bus, penumpang seperti menjadi ”raja” jalanan. Sebab, dapat menyaksikan lalu lintas kendaraan dari posisi lebih tinggi dibandingkan dengan sekitarnya.
Bus dengan tinggi 4,1 meter, panjang 13,5 meter, dan lebar 2,5 meter ini dihiasi dengan sejumlah ikon Jakarta, antara lain Tugu Monas, Tugu Selamat Datang, Tugu Pancoran, Stasiun Kota, dan gambar pusat perbelanjaan. Dengan spesifikasi itu, tidak semua jalanan di Jakarta bisa dilewati.
Adapun fasilitas di dalam bus tersedia enam kamera pemantau, jaringan internet, televisi, global positioning system (GPS), dan penyejuk ruangan.
Pemandu
Sebagai bus wisata, keberadaan pemandu wisata sangat penting. Merekalah yang membantu memaknai perjalanan wisatawan dari bus tingkat. DKI akan menyediakan tiga pemandu di setiap bus. Namun, London punya cara lain, di setiap bangku bus double decker merah disediakan perangkat elektronik yang dapat dimanfaatkan penumpang bus. Perangkat ini secara otomatis menjelaskan setiap fase perjalanan, lengkap dengan ikon-ikon yang dilewati.
Menurut rencana, bus ini akan melewati Bundaran HI-Medan Merdeka Barat-Harmoni-Juanda-Gedung Kesenian Jakarta-Gereja Katedral-Masjid Istiqlal-Juanda-Medan Merdeka Utara-Istana Negara-Balai Kota-MH Thamrin-Bundaran HI.
Berikutnya Pemprov DKI Jakarta akan menambah rute yang menghubungkan tempat tujuan wisata di Jakarta. Jumlah bus pun akan ditambah, targetnya menjadi 50 unit sampai akhir tahun ini.
Selain sukacita, banyak harapan yang disampaikan masyarakat. Andini (26), warga Jakarta, meminta agar ada kepastian mengenai layanan bus. ”Jika memang gratis, bagaimana cara kami mengakses bus itu,” kata Andini. Andini kagum dengan desain bus yang menarik. Siang itu, dia mengabadikan diri di depan bus tingkat yang diparkir di Lapangan Monas. ”Bus ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, jangan sampai malah menambah kepadatan lalu lintas Jakarta,” kata ibu satu anak itu.
Sementara Adi (42), pekerja di kawasan Senayan, menanyakan kepastian jadwal keberangkatan bus. Jika untuk mengurai kemacetan, harus ada kepastian jadwal kedatangan. Dia tidak yakin dengan jumlah yang terbatas dan kondisi lalu lintas Jakarta yang padat, jadwal kedatangan bisa dipastikan dan berlangsung cepat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman memastikan bus itu gratis. Namun, Dinas Pariwisata menyiapkan model pemanfaatan bus itu, salah satunya bekerja sama dengan pihak perhotelan di Jakarta.
Dia berharap, seiring beroperasinya bus tingkat itu, kedatangan turis ke Ibu Kota semakin bertambah sehingga dapat menggerakkan perekonomian kota.
Keinginan itu bukan mustahil. Namun, butuh dukungan banyak pihak, termasuk pihak swasta. Warga menunggu bus dioperasikan setelah Pemprov DKI menyelesaikan syarat administratif kelaikan kendaraan itu.