Bisa Ular 80 Tahun Masih Membunuh

By , Rabu, 5 Februari 2014 | 17:02 WIB

Pada suatu pagi, 28 Juli 1950, Kevin Budden berjalan menyusuri jalanan di Queensland, Australia. Dengan seekor ular marah, melingkari lengannya. Budden yang berusia 20 tahun saat itu, merupakan seorang yang sudah berpengalaman dengan ular, dengan spesialisasi khususnya ular-ular berbisa.

Jangan kaget dulu. Era penelitian racun ular di Australia tengah berlangsung, dan orang-orang seperti Budden-lah yang berperan dalam menangkap ular yang digunakan bagi ilmuwan membuat penawar racun (antivenom) itu.

Budden dan para kawannya menarget ular taipan. Waktu itu, sudah sejak setahun terakhir mereka memburu ular cokelat yang tubuhnya tumbuh hingga tiga meter panjang dan kepala kuningnya mengandung salah satu obat penawar racun terampuh. Maka tak salah, taipan merupakan jenis yang paling dicari ketika itu.

Akhirnya ia menemukan satu. Ular tersebut di balik gundukan sampah, kemungkinan sedang menangkap tikus untuk dimakan. Ia berhasil menaklukkan ular dengan kakinya dan meraup lehernya. Taipan menjadi marah dan Budden kewalahan memasukkannya ke dalam kantung tas. Tapi, tangan Budden terasa berkeringat. Genggamannya tersendat saat mencoba untuk menurunkan taipan ke dalam tas, dan ular itu menggigitnya di tangan.

Ia dibawa ke rumah sakit, tetapi meninggal keesokan harinya. Dan sementara, tidak ada penawar. Belum.

Bahkan setelah ia digigit, di saat-saat terakhir hidup, Budden masih peduli lebih kepada penawar racun ketimbang dirinya sendiri. Ia bersikukuh bahwa taipan harus dijaga, karena akan amat bermanfaat untuk penelitian. Semua orang menghormati keinginan terakhirnya ini.

Taipan itu lantas dibawa ke Melbourne dan diambil bisanya, beberapa minggu sebelum akhirnya mati pula.

Koleksi berharga

Hingga lima puluh delapan tahun kemudian, Bryan Fry menggeledah kotak-kotak berdebu di Australian Venom Research Unit (AVRU), University of Melbourne. Ia bagai mendapati harta karun — botol-botol kecil berisi racun ular, yang merupakan bagian dari simpanan Straun Sutherland, legenda di kalangan pecinta makhluk berbisa dan pendiri AVRU.

Sutherland telah meninggal tahun 2002, dan Fry, wakil direktur AVRU saat ini, ingin menginventarisasi benda-benda peninggalannya yang belum terkatalog.

Fry jelas kagum dengan apa yang ditemukannya. Ini bukan sekadar sampel racun lama. Melainkan sampel yang diperoleh dari pertaruhan nyawa sekelompok herpetologist luar biasa; orang-orang yang dikenang sebagai “snake men” —termasuk Budden— yang keluar masuk pedalaman mengumpulkan ular-ular berbahaya.

Dari tahun 1930-an, racun ular yang terkumpul ini sudah digunakan membuat penawar yang telah menyelamatkan hidup manusia lain tak terbilang jumlahnya.

"Ini seperti membuka kapsul waktu. Sampel-sampel ini sangatlah personal bagi kami," kata Fry.