Ambergris, Sekresi Paus Kotaklema dalam Sejarah Parfum Sampai Es Krim

By Agnes Angelros Nevio, Jumat, 10 September 2021 | 18:00 WIB
Ambergris kerap disalahartikan. Muntahan paus atau tahi paus? Benda ini mewarnai sejarah parfum sampai kuliner dunia. (MEDIAMATIC)

Nationalgeographic.co.id-Ambergris, salah satu komoditas yang paling tidak laris di dunia. Kendati zat lilin yang terbentuk di usus paus kotaklema—atau kerap disebut paus sperma—ini sering digambarkan sebagai muntahan, hampir pasti ambergris keluar dari dubur hewan itu. Ambergris segar memiliki bau feses yang kuat dan jauh lebih berharga daripada spesimen yang sudah tua.

Terlepas dari asal-usulnya, ambergris memiliki aromanya yang unik, sifat fiksatif, dan kemampuannya untuk meningkatkan aroma penciuman. Hal ini telah diketahui oleh industri parfum selama ratusan tahun. Ambergris juga bisa dikonsumsi dan dijadikan obat.

Kadang-kadang, harga batu tersebut akan mencapai dua kali lipat dari emas. sekarang ini, batu ambergris bisa diperjualbelikan dengan harga 25 dolar AS per gram. Nilainya mendekati harga platinum dan berkali-kali lipat harga perak. Apalagi bila kita menemukannya sebesar bola tenis.