Penemuan Dua Spesies Baru Kerang Air Tawar di Borneo yang Terancam

By Ricky Jenihansen, Kamis, 9 September 2021 | 11:00 WIB
Dua spesies baru kerang air tawar di Borneo itu sangat langka dan terancam perusakan habitat. (Nottingham Geography)

Dalam laporannya, peneliti menjelaskan bahwa kerang air tawar sangat penting. Kerang air tawar adalah bagian penting dari banyak habitat air tawar secara global. Mereka hidup di dasar semua jenis habitat air tawar, termasuk sungai, sungai, danau dan kolam, di mana mereka menyaring ganggang, bakteri dan organisme lain dari air.

Sehingga kerang air tawar bertindak sebagai filter biologis dan memainkan peran utama dalam siklus nutrisi. Mereka dapat menghilangkan ganggang, bakteri, dan bahan lainnya dengan kecepatan sekitar 1 liter air per jam per kerang. Banyak dari bahan ini kemudian diangkut ke benthos (organisme yang hidup di dasar habitat), menyediakan makanan untuk serangga dan invertebrata lainnya, yang berkembang di tempat tidur kerang dalam hal kelimpahan dan keragaman.

Kerang air tawar juga telah terbukti meningkatkan keanekaragaman hayati larva serangga dan organisme kecil lainnya dengan menyediakan habitat tiga dimensi. Khususnya di Asia, orang menggunakannya secara langsung sebagai sumber makanan dan mutiara serta cangkangnya untuk keperluan hias. Jasa ekosistem lain yang mereka sediakan di seluruh dunia termasuk penggunaannya dalam biomonitoring (yaitu pemantauan kualitas air) dan bioremediasi (misalnya pengolahan air limbah).

Baca Juga: Akibat Kenaikan Suhu Laut, Ratusan Ribu Kerang Mati Terpanggang

Kerang air tawar di Asia dijadikan sebagai sumber makanan dan mutiara serta cangkangnya untuk keperluan hias. (Pinterest)

"Penemuan ini berarti bahwa ada banyak hal yang belum kami ketahui tentang keanekaragaman kerang air tawar Borneo. Terlepas dari upaya kami selama beberapa tahun terakhir, kami sejauh ini hanya mensurvei sebagian kecil pulau, terbatas di Malaysia dan Brunei. Hampir tidak ada data terbaru tentang kerang air tawar yang tersedia untuk Kalimantan, bagian dari Borneo di Indonesia, yang merupakan 73 persen dari pulau itu," kata Dr Zieritz.

Meski demikian, katanya, dengan kendala itu mereka telah menemukan dua spesies baru, menunjukan bahwa mungkin ada lebih banyak spesies lagi menunggu untuk ditemukan dan mungkin butuh perlindungan. "Namun, mengingat laju perusakan habitat yang cepat, kami perlu bertindak cepat dalam menemukan populasi yang tersisa dari kerang Borneo asli dan endemik, sehingga mereka dapat menerima perlindungan yang diperlukan," katanya.

Baca Juga: 5 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Saat Anda Sedang Hamil