Di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta—yang mirip lautan pasir—1.000 personel TNI AU dan siswa sekolah penerbang TNI AU membersihkan landasan pacu sepanjang 2.200 meter dan lebar 45 meter. Itu agar penerbangan pesawat latih dan pesawat komersial bisa segera pulih. Pembersihan juga dilakukan petugas PT Angkasa Pura I di taxi way untuk mempercepat pengoperasian kembali bandara.
Ajang belajar
Jika sebagian orang membersihkan tumpukan abu vulkanik dengan berat hati dan bersungut-sungut, tidak bagi siswa-siswa SD Klepu, Kutoarjo, Jawa Tengah. "Senang. Baru lihat yang seperti ini," kata Ali Rahmat (9), siswa SD Klepu.
Wajahnya tertutup masker merah. Sepatunya dilepas. Tangan memegang sekop kecil, ember ditenteng di tangan kiri. Ia menggali abu vulkanik setebal 2 sentimeter menggunakan sekop. Baju pramukanya ternoda.
Karni Ekowati, guru SD Klepu, mengatakan, tak satu pun siswa absen meski sebagian besar rumah dan lingkungan rumah mereka diselimuti abu. Mereka justru antusias ketika diajak membersihkan sekolah.
Kegembiraan siswa menjadi peluang memberi pemahaman tentang letusan gunung api. Lewat informasi dari buku dan televisi, ia menerangkan kepada siswa bahwa abu juga turun di Bandung, sekitar 400 kilometer dari Purworejo.
"Saya berharap pemahaman yang baik tentang kegunungapian bisa meningkatkan kewaspadaan dan keinginan manusia hidup bersama potensi bencana alam," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar atap bangunan yang terkena hujan abu harus segera dibersihkan. Tujuannya untuk mencegah atap rumah ambruk karena tak mampu menahan berat dan menimpa penghuninya. Beberapa siswa mengikuti penjelasan itu.
Barangkali benar kata Surono, Kepala Pusat Badan Geologi Kementerian ESDM, bahwa pemahaman tentang aktivitas gunung api penting disampaikan kepada anak hingga orang dewasa, khususnya di daerah selatan Jawa. Ada Gunung Galunggung dan Merapi di sana. Kini, abu Kelud singgah mengabarkan sesuatu.