Ada Lembah dan Tebing 'Sungai Purba' Tersembunyi di Dasar Laut Utara

By Wawan Setiawan, Minggu, 12 September 2021 | 21:37 WIB
Para ilmuwan menemukan cetakan sedimen saluran air lelehan yang terbentuk di bawah lapisan es, di lembah terowongan di bawah dasar Laut Utara. Lanskap ditampilkan dalam gambar berdasarkan data seismik 3D resolusi tinggi. (British Antarctic Survey)

Dalam peta lembah terowongan bawah laut yang berhasil didapatkan, terlihat deretan coretan yang sangat luas dan berkelok-kelok, ibarat kata seperti mie yang tumpah. Akan tetapi, jika diperbesar akan terlihat detail saluran yang menakjubkan, berliku-liku seperti sungai yang di sisinya terdapat tebing dan lereng terjal. Kedalamannya diperkirakan ada yang mencapai 500 kilometer dan panjangnya hingga puluhan mil.

“Lembah terowongan bawah laut ini adalah potret masa lalu yang menarik, tetapi nilai sebenarnya mungkin membantu memprediksi masa depan. Saat iklim menghangat, lapisan es kembali menyusut. Jika iklim menjadi cukup panas, Antarktika Barat suatu hari nanti mungkin terlihat sangat mirip dengan Laut Utara 100.000 tahun yang lalu,” tutur Kirkham.

Gambar dua lembah terowongan lintas sektor yang ditemukan menggunakan data refleksi seismik 3D baru. Dalam gambar ini, saluran ditampilkan dalam konteks data seismik 3D resolusi tinggi yang dapat 'diiris' baik secara vertikal maupun horizontal untuk mengungkapkan lanskap glasial kuno yang terkubur di bawah dasar Laut Utara. (British Antarctic Survey)

Dengan mempelajari sisa-sisa saluran Laut Utara dan bagaimana mereka terbentuk ini dapat mengungkap lebih banyak tentang dinamika yang mengatur hilangnya lapisan es saat ini.

Secara khusus, catatan geologis menunjukkan bagaimana faktor skala kecil seperti pergerakan air yang memengaruhi berapa banyak es pada akhirnya akan mencair ke laut, dan seberapa cepat ia menghasilkan kenaikan permukaan laut. Hal ini harus segera dipelajari, sehingga kita dapat melakukan yang terbaik untuk mencegah kemungkinan terburuk.

"Di masa depan, kami ingin mengeksplorasi ide semacam itu sedikit lebih jauh dengan pemetaan lanjutan, dan juga beberapa pemodelan komputer untuk mengetahui bagaimana kami menghasilkan bentang alam ini dan apa yang perlu terjadi di dasar lapisan es untuk menghasilkan mereka," pungkas Kirkham.