Pusaka Pasuruan: Dunia Mengakui Tebu Ajaib Berasal dari Tanah Jawa

By Mahandis Yoanata Thamrin, Minggu, 12 September 2021 | 20:30 WIB
Lukisan bertajuk De suikerfabriek Kedawong bij Pasoeroean op Java karya H.Th. Hesselaar, 1849. Pemandangan kompleks Pabrik Gula Kedawong dekat Pasuruan di Jawa. Beberapa sosok berteduh di bayang-bayang tembok putih. (Rijksmuseum Amsterdam)

Ketika zaman pemerintahan Hindia Belanda, gedung ini adalah kantor ”Proefstation voor de Java-suikerindustrie” atau Stasiun Penelitian untuk Industri Gula di Jawa. Kini peninggalan kolonial ini masih mempunyai fungsi yang sama, namun dengan label baru tentunya, yaitu Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).

Sayangnya, sebagian bangunan lama sudah dihancurkan untuk pembangunan gedung P3GI pada 1977. Lembaga P3GI merupakan institusi penelitian gula tertua di dunia yang berlokasi di Jalan Pahlawan 25 Pasuruan, Jawa Timur.

Berkat perannya di masa lalu, kini lembaga tersebut menjadi markah sejarah bagi Kota Pasuruan dan dunia. Mengapa kota kecil Pasuran ini sampai dikenal dunia?

Baca Juga: Gila Gula dan Kebijakan Pengurangan Gula dalam Setiap Makanan Kemasan

Pemandangan Semeru dari Pasuruan karya pelukis Abraham Salm (1801-1876). Litograf ini adalah salah satu dari 15 pemandangan tentang Jawa berdasarkan karya Salm, yang dibuat oleh pengukir J.C. Grieve. Litograf ini terbit di Amsterdam pada 1872. (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde)

Bermula dari artikel Gelpke yang dimuat selama empat hari berturut-turut di harian De Locomotief pada Maret 1885. Dia mencurahkan rasa prihatin terhadap permasalahan industri gula dan mendesak didirikannya lembaga penelitian gula di Jawa.

Sejak saat itu beberapa lembaga penelitian gula pun bermunculan, Proefstation Het Midden Java (Semarang, 1885), Proefstation Suikerret in West-Java (Tegal, 1886), dan Proefstation Oost-Java (Pasuruan, 1887).

Kegelisahan hati Gelpke tentang industri gula memang beralasan. Kira-kira awal 1880-an industri gula di Tanah Jawa sempat geger. Pertama, produksi gula dunia melebihi tingkat konsumsinya. Artinya akan ada pembatasan produksi. Kedua, daya saing rendah karena kualitas gula tebu Jawa masih di bawah standar dan diperparah dengan mewabahnya hama Sereh (Androgon schoenanthus).

Baca Juga: Singkap Jejak Kediaman Sang Mayor yang Meraja Gula di Surabaya

Proefstation voor de Java-suikerindustrie, atau Stasiun percobaan untuk industri gula Jawa, di Pasuruan pada 1904 (KITLV)

Tebu yang terserang hama tersebut cirinya terdapat tutul-tutul pada daun, batang tumbuh pendek. Bahkan daun melipat memanjang, mengerdil, dan menyempit, sehingga mirip tanaman sereh. Lengkaplah sudah masalah tebu kala itu.

SETELAH LIMA TAHUN Proefstation Oost-Java di Pasuruan berkiprah, banyak penelitian yang melaporkan secara deskriptif hama-hama tebu yang berjangkit di Jawa. Dr. JH Wakker, seorang direktur lembaga tersebut pada periode 1892-97 memulai program penyilangan tanaman tebu secara konvensional.

Sebuah varietas perdana yang diharapkan tahan terhadap hama Sereh dilahirkan dengan kode POJ 100. Kode ”POJ” merujuk pada produk lembaga riset "Proefstation Oost-Java".