Bagaimana Kekuasaan VOC, Kongsi Dagang Terkaya di Dunia, Berakhir?

By Utomo Priyambodo, Selasa, 14 September 2021 | 09:00 WIB
Kruiskerk atau Gereja Salib di Batavia pada abad ke-17 karya Johan Nieuhof (1618-1672). Inilah gereja kedua yang dibangun di luar Kastel Batavia. Gereja ini dibangun pada 1632, sebagai gereja pertama di luar Kastil Batavia. Tampak warga Batavia, berikut dengan perempuan dan budak yang membawa paraso (Tropenmuseum/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), yang lebih dikenal sebagai perusahaan kongsi dagang Hindia-Belanda, pernah memiliki kekayaan dan kekuasaan yang sangat besar. Perusahaan yang didirikan pada 1602 itu pernah memiliki hak octrooi (hak istimewa) dari pemerintah pusat Belanda di Amsterdam untuk memonopoli perdagangan selama dua dekade, khususnya dalam perdagangan rempah-rempah di kawasan Hindia Belanda.

David E. Y. Sarna dalam bukunya yang berjudul History of Greed: Financial Fraud from Tulip Mania to Bernie Madoff, terbitan 2010, menjelaskan tentang kepemilikan VOC sebagai kongsi dagang terkaya di dunia.

"Pada 1669, VOC menjadi perusahaan swasta terkaya yang pernah ada di dunia, dengan kepemilikan lebih dari 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 karyawan, 10.000 tentara swasta, dan pembayaran dividen 40% dari investasi awal" tulisnya.