Dari waypoint IGREX di tengah laut Andaman tersebut, MH370 diperkirakan masih memiliki bahan bakar untuk terbang selama 5 jam. Karena itulah, saat ini fokus pencarian Boeing 777-200 Malaysian Airlines tersebut dikonsentrasikan dari batas utara di Tajikistan hingga batas selatan di Samudera Hindia.
MH370 sengaja menghindari radar?
Layaknya jalan raya, pesawat terbang di udara juga harus melewati jalur yang sudah ditentukan, jalur udara tersebut disebut airways yang menghubungkan dari satu waypointke waypoint berikutnya. Dalam pesawat terbang modern, seperti Boeing 777-200ER milik Malaysian Airlines ini, pesawat juga sudah dilengkapi dengan komputer penerbangan (Flight Management Computing-FMC).
Melalui FMC inilah, pilot memberikan input waypoint dan airways mana yang akan digunakan dalam satu rute penerbangan, lengkap dengan informasi lain seperti ketinggian jelajah, berat pesawat, bahan bakar, dan sebagainya.
Karena itu, fakta bahwa MH370 terbang dari satu waypoint ke waypoint berikutnya, bukan terbang ke bebas ke sembarang arah, menguatkan dugaan orang yang berpengalaman yang menerbangkan MH370 keluar dari jalurnya.
Rute yang diambil oleh MH370 setelah mematikan transponder juga terkesan mencurigakan. Pasalnya jika ditarik garis lurus, maka rute baru yang ditempuh MH370 tersebut seolah terbang menghindari radar pengawas.
Untuk diketahui, wilayah udara terbagi atas beberapa FIR (Flight Information Region: http://en.wikipedia.org/wiki/Flight_information_region) yang dikontrol oleh masing-masing negara. Sesaat sebelum hilang dari waypoint IGARI, MH370 mematikan transpondernya. IGARI berada di batas antara FIR Singapura dan FIR Ho-Chi-Minh, Khusus untuk FIR Singapura yang ada di Laut Cina Selatan ini, koridor utara dikontrol oleh pihak Malaysia.
Sesaat sebelum meninggalkan FIR yang dikontrol Malaysia dan hendak masuk ke FIR Ho-Chi-Minh (Vietnam), MH370 mematikan transponder dan mengubah arah menuju ke waypoint VAMPI hingga IGREX, yang seolah terbang di tepian batas antar FIR berbagai negara, yaitu Ho-Chi-Minh, Bangkok dan Yangon.
Sayangnya, radar militer Malaysia tak bisa menjejak MH370 selepas waypoint IGREX. Saat ditanya oleh Reuters tentang seberapa luas cakupan radar militer Malaysia, Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein menolak untuk menjawab, sebab hal tersebut menurutnya adalah informasi yang sensitif.
Banyak komentar yang muncul setelah informasi mengenai keberadaan terakhir MH370 ini diungkap. Mengapa pihak Malaysia baru memunculkan data tujuh hari setelah hilangnya MH370 juga dipertanyakan, mengingat semua sumber daya yang ada selama ini justru dikerahkan di Laut Cina Selatan.
Kini Perdana Malaysia telah memerintahkan semua sumber daya untuk dikerahkan melakukan pencarian di wilayah yang baru, berdasar posisi terakhir MH370 menurut radar militer Malaysia. mengingat luasnya wilayah pencarian, yang membentang antara Tajikistan hingga Samudra Hindia, semua berharap agar keberadaan Boeing 777-200ER Malaysian Airlines tersebut segera ditemukan.