Tengkorak Wanita Berusia 9.500 Tahun Akan Dibangkitkan Kembali

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 20 September 2021 | 23:00 WIB
Seorang wanita yang menjalani operasi otak 9500 tahun yang lalu akan dihidupkan kembali. (Arkeonews)

Nationalgeographic.co.id—Masih ingat perihal Tengkorak yang digali oleh arkeolog beberapa tahun silam? Ya ternyata tengkrak tersebut merupakan seorang wanita yang digali oleh arkeoleog pada tahun 1989 lalu di Gundukan Asikli di provinsi Anatolia Tengah Aksaray, kini tengah heboh memasuki babak baru. Pasalnya, tengkorak wanita tersebut sekarang tengah dalam upaya ‘dibangkitkan’ kembali atau dihidupkan kembali. Lantas, siapa sosok wanita yang menjadi tengkorak tersebut?

Penemuan kerangka ini berada di gundukan Aşıklı yang telah berusia 10.400 tahun dan terletak di desa Kızılkaya distrik Gülağaç, Turki. Daerah tersebut juga diakui sebagai desa pertama di Anatolia Tengah dan Cappadocia.

Bukan hanya penemuan tengkorak wanita saja, banyak lho pengalaman sejarah pertama telah terjadi di gundukan itu. Salah satu diantaranya adalah adanya eksperimen pertanian paling awal, serta domestikasi domba dan kambing.

Tengkorak wanita tersebut adalah milik seorang wanita berusia hampir 25 tahun yang menjalani operasi otak 9500 tahun lalu. Penemuan ini disebut-sebut sebagai penemuan operasi otak pertama yang dilakukan, dan memiliki makna sejarah yang sangat besar, sehingga dipajang di Museum Aksaray.

Berbicara kepada Anadolu Agency yang dikelola negara, Direktur Museum Aksaray, Yusuf Altın menyatakan bahwa ada dua lubang di tengkorak dan mereka percaya itu adalah sisa-sisa operasi tengkorak pertama dalam sejarah.

Terkait hal ini, Altın menyatakan bahwa 9.500 tahun yang lalu, usia rata-rata individu adalah antara 30 tahun hingga 35 tahun.

“Studi yang dilakukan pada tengkorak oleh para ilmuwan mengungkapkan bahwa wanita yang menjalani operasi sempat hidup sekitar 10 hari setelah operasi,” papar Altin seperti dikutip Arkeonews.

Kini, kota Aksaray memulai proyek tengkorak yang dipamerkan di Museum Aksaray. “Kami telah melakukan pemindaian 3D tengkorak, ternyata tengkorak tersebut merupakan seorang wanita berusia 25 tahun dari 9.500 tahun yang lalu,” tambah Altin.

Memiliki makna sejarah yang besar, tengkorak tersebut kemudian dibuat dua salinan 3D. Satu akan dipamerkan di Pusat Sains Aksaray dan yang lainnya akan ada di Museum Aksaray.

“Studi ini sedang dilakukan di Jerman. Setelah selesai, kami akan memberikan salinannya kepada pengunjung,” kata Mihriban Ozbaşaran, profesor di Istanbul University’s Prehistoric Archaeology Department sekaligus kepala penggalian gundukan Aşkl.

Baca Juga: Tengkorak Korban Tsunami Tertua Sedunia Ditemukan di Papua Nugini

Ini merupakan tengkorak, di mana operasi otak pertama dilakukan. Penting dalam sejarah medis, kini tengkorak tersebut dipamerkan di Museum Aksaray. (Arkeonews)

Penggalian di Aşıklı Mound pertama kali dimulai pada tahun 1989, “Penggalian terus berlanjut tanpa henti sejak saat itu. Ada pertanian dan peternakan di Anatolia Tengah hari ini. Kita juga melihatnya di gundukan itu, yaitu orang-orang pertama yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan.

Sebagai informasi, pemukiman pertama di Turki mulai pada 8.400 SM. Gundukan Aşıklı adalah tempat pemukiman desa pertama, percobaan pertanian pertama dan tempat di mana domba dan kambing pertama dijinakkan.

Özbaşaran mengungkap fakta mengejutkan. Saat ditemukan, tengkorak wanita itu dikuburkan bersama bayinya. Setelah dilakukan penelitian, tengkorak tersebut itu ditusuk dan telah dilakukan operasi.

“Dalam pemeriksaan di Hacettepe University, terungkap bahwa tengkorak ini ditusuk secara khusus dan operasi dilakukan dengan sangat sensitif,” terang Özbaşaran.

Berdasarkan penelitian, terungkap pula bahwa tengkorak wanita tersebut sempat dioperasi menggunakan bor obsidian. Kemudian terjadi regenerasi pada sel-sel di tengkorak. Para peneliti meyakini bahwa wanita itu masih hidup untuk beberapa waktu setelah operasi otak miliknya.

“Ketika proyek selesai, kita akan bertemu dengan wanita Aşıklı.” tutup Özbaşaran.

Baca Juga: Lubang di Tengkorak Beruang Gua, Bukti Tradisi Berburu Zaman Es