Sterilisasi: Sistem Baru Ilmuwan untuk Menahan Populasi Nyamuk

By Wawan Setiawan, Rabu, 15 September 2021 | 19:30 WIB
Nyamuk Aedes aegypti betina membutuhkan darah untuk proses berkembang biak. Ilmuwan memiliki cara baru untuk mengendalikan mereka. (Getty Images/iStockphoto)

Dilansir dari Tech Explorist, Omar Akbari, seorang Profesor Ilmu Biologi UC San Diego mengatakan, "Sistem pgSIT yang dibayangkan dapat diimplementasikan dengan menyebarkan telur jantan steril dan betina yang tidak dapat terbang di lokasi target di mana penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk terjadi."

Hasil kajian Prof. Akbari ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada 10 September 2021 dengan diberi judul Suppressing mosquito populations with precision guided sterile males. Studi ini melibatkan metode CRISPR (Clusteres Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) yang mana mereka akan merekayasa gen nyamuk yang dapat disebarkan untuk menekan angka populasi.

Dalam prosesnya, teknik ini akan mensterilkan nyamuk jantan dan membuat nyamuk betina yang menyebarkan penyakit menjadi tidak bisa terbang.

Baca Juga: Ilmuwan Pelajari Sel Kekebalan Nyamuk, Mengapa Bisa Kebal Parasit?

UC San Diego Postdoctoral Scholar Ming Li, penulis pertama makalah yang menjelaskan teknik serangga steril berpemandu presisi berbasis CRISPR pada nyamuk Aedes aegypti, menunjukkan pemilahan jentik nyamuk pgSIT. (UC San Diego )

“Seperti yang dibayangkan, telur pgSIT dapat dikirim ke lokasi yang terancam oleh penyakit yang ditularkan nyamuk atau dikembangkan di fasilitas di tempat yang dapat menghasilkan telur untuk penyebaran di dekatnya.” kata Prof. Akbari.

Ia menambahkan dalam penjelasannya, “Setelah telur pgSIT dilepaskan di alam liar, biasanya pada tingkat puncak 100 hingga 200 telur pgSIT per Aedes aegypti dewasa, pgSIT jantan steril akan muncul dan akhirnya kawin dengan betina, sehingga menurunkan populasi liar sesuai kebutuhan.”

“Didukung oleh model matematika, kami secara empiris menunjukkan bahwa pgSIT jantan yang dilepaskan dapat bersaing, dan menekan bahkan menghilangkan populasi nyamuk. Teknologi platform ini dapat digunakan di lapangan, dan disesuaikan dengan banyak vektor, untuk mengendalikan populasi liar guna mengurangi penyakit dengan cara yang aman, terbatas, dan reversibel.” catat ilmuwan dalam laporannya.

Baca Juga: Ilmuwan Mencoba Mencegah Malaria dengan Rekayasa Genetik Nyamuk