Enam Kritik Terhadap Upaya Pencarian MH370

By , Kamis, 3 April 2014 | 07:30 WIB

Sampai pertengahan pekan keempat upaya pencarian pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines berkode penerbangan MH370, belum juga menuai hasil. Kritik pun terus menghunjam pemerintah Malaysia menyikapi setiap tahap upaya pencarian, sejak pesawat dinyatakan hilang sejak 8 Maret 2014.

CNN merangkum enam kritik utama atas upaya pencarian tersebut. Apakah masalah komunikasi sudah merusak proses pencarian? Berikut ini adalah enam kritik utama tersebut.

Sinyal MH370 tertangkap radar militer Malaysia tapi terlambat dilihat

Sinyal yang mendeteksi kemungkinan pesawat berbelok ke barat dari rute seharusnya mengarah ke Beijing, sudah tertangkap radar militer Malaysia. Namun, sinyal tersebut tak dilihat seketika, sehingga kritik menilainya telah menghilangkan kesempatan pertama melacak keberadaan pesawat.

Belakangan, data radar inilah yang kemudian memperluas cakupan pencarian pesawat ke arah barat Malaysia alih-alih ke arah Laut China Selatan seperti pada jam-jam dan hari-hari pertama pencarian. Butuh waktu tiga hari bagi pemerintah Malaysia, untuk mengumumkan data radar militer ini pada 11 Maret 2014.

Briefing awal kacau, tidak jelas penanggung jawabnya

"Well, saya pikir mereka tidak memiliki rencana yang tepat dan memadai untuk insiden seperti ini," kata analis penerbangan Alastair Rosenschein kepada CNN. Belum lagi, imbuh dia, mereka mengeluarkan pernyataan untuk kemudian diubah beberapa hari kemudian.

Misalnya, seorang pejabat menyatakan ada dua orang bepergian memakai paspor curian dan salah satunya sampai disebut menyerupai pemain bola internasional. "Apakah Anda tahu pesepakbola dengan nama Batolli ?" ujar Dirketur Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman dalam kesempatan awal.

"Dia seorang Italia. Apakah Anda tahu bagaimana tampangnya? Battoli, Battoli, Balloteli, Balloteli," lanjut Azharuddin. Kritik pun menilai pernyataan ini secara tak langsung menuding orang kulit hitam seperti halnya pesepak bola Italia Mario Ballotelli, sebagai orang yang dimaksud.

Ternyata, pengguna paspor curian itu dipastikan bukan orang berkulit hitam. Penyelidikan mendapatkan pengguna paspor curian itu adalah pencari suaka berkewarganegaraan Iran. Pengguna paspor ini pun kemudian diyakini tak terkait dengan terorisme.

Pernyataan berubah, dari "tak satu pun penumpang selamat" menjadi "masih berharap ada yang selamat"

Pada 24 Maret 2014, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan penerbangan pesawat telah "berakhir" di bagian selatan Samudra Hindia. Tidak lama sebelum itu, Malaysia Airlines mengirim pesan teks ke beberapa kerabat, mengatakan bahwa "... tak satu pun mereka di pesawat, selamat".

Namun, pada Sabtu (29/3), setelah anggota keluarga para penumpang marah dan mengecam kesimpulan dengan bukti prematur atas insiden ini, Plt Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan kepada wartawan bahwa dia belum sepenuhnya menyerah berharap masih ada korban selamat.