Hingga Kamis (17/4) malam, penjaga pantai timur Korea Selatan menyatakan 25 orang tewas, 179 selamat, dan 270-an orang belum ditemukan, dari tenggelamnya kapal Sewol, Rabu (16/4) pagi. Harapan masih ada korban selamat terhadang cuaca buruk di lokasi kecelakaan.
Otoritas Korea Selatan masih berkeyakinan ratusan penumpang yang masih hilang mayoritas adalah pelajar SMA yang mengikuti kunjungan lapangan, terperangkap di dalam kapal lima lantai itu. Masih tersimpan harapan sebagian penumpang tersebut selamat.
Akhir dari tragedi pelayaran ini masih belum dapat dipastikan, termasuk nasib kapten kapal. Informasi penyidikan awal, kapten kapal ini termasuk dalam rombongan pertama yang menyelamatkan diri ketika sekoci turun ke air.
"Setelah penyelidikan lebih lanjut, kami akan mendapatkan hasil dan membuat laporan," kata Kim Soo-hyun, Kepala Kepolisian Laut Kuning Korea Selatan, Kamis. Kapten feri, Lee Joon-suk, dengan kepala dan wajah tertutup mulai menangis ketika wartawan meminta komentarnya. "Saya minta maaf," ujar Lee di kantor penjaga pantai Korea Selatan.
Cuaca jadi kendala
Lebih dari 170 kapal dan 500 penyelam terlibat operasi penyelamatan feri yang terbalik ini. Lokasi kecelakaan berada 20 kilometer dari pelabuhan terdekat di Jindo, Korea Selatan, tempat keluarga para korban berkumpul.
Namun, situasi yang buruk menyulitkan upaya penyelamatan untuk mencapai bagian kapal yang kemungkinan masih memiliki cadangan udara yang menyisakan harapan masih akan ada korban selamat.
Di lokasi kecelakaan, hujan turun tanpa henti, dengan angin kencang dan kabut tebal, sepanjang Kamis. Tiga dari 22 relawan penyelam bahkan sempat hilang terbawa air pasang dalam upaya penyelamatan itu, meski kemudian sudah ditemukan berdasarkan informasi dari televisi YTN yang beraviliasi dengan CNN.
Upaya memompa udara ke dalam kapal untuk menambah harapan hidup bagi penumpang yang terjebak juga gagal dilakukan karena cuaca buruk ini. Walaupun pemerintah menjamin upaya penyelamatan akan dijalankan sepanjang waktu untuk menyelamatkan nyawa korban yang masih hilang, keluarga penumpang sudah meradang karena menilai laju penyelamatan terlalu lamban.
"Jika pemerintah peduli terhadap para penumpang, keluarga kami, anak-anak kami, tolong selamatkan keluarga kami dan anak-anak kami," kata Chang Min, yang putranya masuk daftar penumpang yang masih hilang.
Kapal feri ini dalam pelayaran rutin antara Incheon dan pulau resor Jeju, ketika mulai berguncang sekitar pukul 09.00 waktu setempat, Rabu. Para penumpang yang selamat bertutur, kapal langsung oleng dan terasa ada benturan keras. Saat itu, pengeras suara kapal menyerukan agar penumpang tak beranjak dari tempat masing-masing.
Helikopter penyelamat mengangkat beberapa penumpang yang berada di sisi kapal yang masih ada di atas permukaan air. Sebagian penumpang lain diselamatkan kapal nelayan dan kapal militer yang bergegas mendatangi lokasi tersebut, terutama para penumpang yang ada di dalam air bersuhu 10-13 derajat celsius.
Menjahit harapan