Arkeolog Menemukan Alat-Alat Ritual Pemuja Dewi Hator di Kuil Firaun

By Utomo Priyambodo, Senin, 20 September 2021 | 17:44 WIB
Alat-alat ritual keagamaan ditemukan di Kuil Para Firaun. (Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir)

Nationalgeographic.co.id—Tim arkeolog Mesir menemukan koleksi alat-alat ritual keagamaan di Kuil Para Firaun. Kuil Para Firaun yang juga disebut Boto ini terletak di Provinsi Kafr El-Sheikh di utara Kairo.

Penemuan baru ini terungkap sebagai bagian dari hasil rencana penggalian arkeologi yang dilakukan oleh Dewan Tertinggi Purbakala Mesir di berbagai situs arkeologi di negara tersebut. Mustafa Waziri, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, mengatakan temuan itu penting karena termasuk alat-alat yang sebenarnya digunakan dalam melakukan ritual keagamaan sehari-hari untuk dewi Hathor.

Alat-alat ritual yang ditemukan itu antara lain bagian dari pilar batu kapur berbentuk dewi Hathor dan beberapa pembakar dupa yang terbuat dari faience atau fayans. Salah satu pembakar dupa tersebut dihiasi dengan kepala dewa Horus. Fayans sendiri adalah sebutan untuk tembikar halus berglasir dan berlapis timah.

Dikutip dari Ahram Online, alat-alat lainnya yang ditemukan adalah sekelompok bejana tanah liat yang digunakan dalam ritual keagamaan dan upacara dewi Hathor, kumpulan patung yang menggambarkan dewa Tawart dan Djehuty, kursi bersalin kecil, tempat persembahan besar, dan mata Udjat emas murni. Lalu ada juga sisa-sisa sisik emas yang digunakan dalam penyepuhan beberapa potong benda lainnya.

Aymen Ashmawy, Kepala Sektor Barang Purbakala Mesir Kuno, menunjukkan bahwa para arkeolog juga menemukan sejumlah gambar-gambar menakjubkan yang dibuat dengan gading. Gambar-gambar itu berupa pemandangan wanita membawa persembahan dan pemandangan kehidupan sehari-hari, termasuk tanaman, burung, dan hewan. Lalu ada juga ambang batu kapur besar dengan teks hieroglif dan bagian dari lukisan kerajaan bergambar seorang raja yang sedang melakukan ritual keagamaan di kuil tersebut.

Prasasti-prasasti hieroglif yang memuat lima gelar Raja Psamtik I, dan nama dua raja "Waha Ip-Ra" dan "Ahmose II" dari raja-raja dinasti ke-26 juga ditemukan di kuil tersebut. Ashmawy mengatakan bahwa prasasti-prasasti hieroglif itu berusia lebih dari 2.500 tahun atau berasal lebih dari 2,5 abad lalu, sebagaimana dikutip dari News.cn.

Baca Juga: Juanita, Mumi Gadis Es Inca yang Tubuhnya Dikurbankan di Gunung Ampato

 

Mata Udjat emas murni. (Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir)

Hossam Ghoneim, Direktur Jenderal Barang Antik Kafr El-Sheikh yang menjadi kepala misi penggalian arkeologi di situs tersebut, mengatakan bahwa sumur batu kapur besar untuk air suci dan tempat pemandian Ptoleimaik yang terbuat dari bata lumpur juga ditemukan di sana. Tempat pemandian itu terdiri atas bak mandi, bak air, dan tempat untuk memanaskan air.

Pada tahun 2021 ini pemerintah Mesir secara jor-joran mengumumkan banyak penemuan mumi dan benda-benda arkeologi lainnya untuk menarik minat para wisatawan mancanegara berkunjung ke negeri mereka. Belum lama ini mereka juga mengadakan parade mumi, yakni mengarak 22 mumi dengan mobil di jalanan Kairo, ibu kota Mesir.

 

Baca Juga: Temuan Baru Patung Alexander Agung Ungkap Sejarah Kuno Kota Alexandria

Salah satu jenis alat ritual keagamaan yang ditemukan di Mesir. (Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir)

Pandemi virus corona telah memukul telak industri pariwisata di Mesir. Bahkan, sektor pariwisata mereka telah kehilangan 1 miliar dolar AS per bulan atau sekitar Rp14,3 triliun per bulannya akibat kondisi pagebluk ini.

Upaya penggalian arkeologi yang berbuah pada penemuan banyak mumi dan artefak-artefak kuno lainnya mereka lakukan demi menarik kembali minat pariwisata di negeri mereka. Benda-benda hasil penemuan itu kini banyak disimpan di sejumlah museum di Mesir yang dibuka dan dipamerkan untuk publik nasional maupun internasional.