Badan di bawah PBB khusus perubahan iklim Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) merilis laporan terbaru setelah berlangsung pertemuan ilmuwan dan wakil pemerintah di Berlin.
Laporan ini menyusul dua laporan IPCC baru-baru ini yang melaporkan rincian perubahan iklim, tentang dampaknya dan tindakan guna mengatasinya.
Solusi bagi masalah iklim dirintis dengan sebuah proyek besar tenaga surya di California Mohave Desert. Proyek itu mulai beroperasi bulan Februari dan menyediakan daya listrik yang cukup bagi 140 ribu rumah, mengutip Presiden NRG Energy David Crane.
Langkah seperti itu harus diambil dalam skala global dan segera. Rajendra Pachauri dari IPCC mengatakan, perlu untuk membatasi kenaikan suhu menjadi tidak lebih dari 2oCelsius dan ini jelas diuraikan dalam laporan.
Laporan tersebut juga mengindikasikan, aksi pengurangan emisi gas rumah kaca (GHG) harus dimulai sekarang, demi menghindari dampak terburuk perubahan iklim.
Solusi bisa terwujud, ujar Nathaniel Koehane, yang memimpin upaya internasional untuk mengatasi perubahan iklim di Environmental Defense Fund.
Ia mengatakan ada beberapa faktor terkait efisiensi energi, yakni energi terbarukan, mengurangi deforestasi. Beberapa hal yang bisa dilakukan dunia dan kita bisa mengubah haluan menjelang tahun 2020 dan berada pada jalur yang mengurangi emisi serta cukup untuk menjaga agar iklim tetap aman.
Sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin dan air jumlahnya 8,5 persen dari output energi dunia, dan 20 persen jika ditambahkan tenaga nuklir ke dalam golongan itu. Namun, Koehane mengimbuhkan, ada ketimpangan antara upaya internasional dengan apa yang perlu dilakukan untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi yang lebih bersih.
Memang data statistik di dalam laporan berbicara. "Anda saksikan penggunaan batu bara tumbuh justru lebih cepat dibandingkan sumber-sumber energi lain. Jadi kita perlu membalikkan tren itu dan harus secara cepat meningkatkan pemanfaatan sumber daya terbarukan, pangsa energi terbarukan," katanya.
Perjanjian baru
Disusun oleh ribuan orang ilmuwan, pakar kebijakan, serta ekonom, laporan IPCC memaparkan kajian komprehesif dari riset-riset iklim yang ada, berfokus pada bukti di depan mata—dampak pemanasan global yang katastrofik. (Baca lagi: Fakta Perubahan Iklim di Depan Mata)
Laporan IPCC membantu pemerintah menentukan sebesar apa risiko yang akan muncul bila laju perubahan tidak dikendalikan.
Makin lama penundaan pengendalian emisi, maka makin besar biaya kesehatan masyarakat dan lingkungan. Koehane mengatakan warga harus menyampaikan suaranya kepada pemerintah bahwa masalah perubahan iklim itu penting dan prioritas.
(Baca: Kesepakatan Global dalam Penanganan Perubahan Iklim Kian Mendesak)
Laporan mengatakan jendela kesempatan untuk dunia bertindak masih terbuka, jika kita menunjukkan kemauan politik serta komitmen yang dapat mendorong ke arah itu. Kita memiliki teknologi untuk memulainya dan SDM yang andal untuk melaksanakannya.
"Di atas segalanya, para pemerintah harus memperkuat dan memperluas kebijakan tegas akan penataan insentif untuk reduksi emisi di negara masing-masing, dan bersama-sama membangun perjanjian baru pada pertemuan yang dijadwalkan di Paris tahun depan," demikian kata Christiana Figueres, kepala UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), dalam sebuah penyataan di laporan itu.