Para ilmuwan pada hari Rabu (7/5) mengidentifikasi anggota baru keluarga Tyrannosaurus rex, makhluk buas bernama Qianzhousaurus sinensis yang panjangnya mencapai sembilan meter dan hidup di Tiongkok di akhir zaman dinosaurus.
Dinosaurus ini berbeda dalam beberapa hal dari anggota kelompok dinosaurus karnivora yang dikenal dengan tyrannosaurus, terutama karena mereka mempunyai tengkorak yang lebih panjang daripada T. rex.
"Ini adalah generasi baru tyrannosaurus, dengan moncong yang lebih panjang dan banyak tanduk di tengkoraknya, sangat berbeda dari tengkorak T. rex yang bermoncong pendek, tegap, dan berotot. Jadi tyrannosaurus bervariasi secara ekologis daripada yang kita kira," ujar ahli paleontologi Steve Brusatte dari University of Edinburgh di Scotland, salah satu peneliti.
Moncongnya yang lebih panjang membuat para peneliti memberikan nama "Pinocchio rex," terinspirasi dari boneka kayu yang bermimpi menjadi manusia tapi hidungnya bertambah panjang setiap kali ia berbohong. "Moncong yang panjang mengingatkan kami pada Pinocchio dan hidung panjangnya, jadi Pinocchio rex sepertinya nama yang cocok," kata Brusatte.
Dua fosil dinosaurus dengan moncong panjang ditemukan sebelumnya di Mongolia tapi kedua spesimen tersebut masih remaja.
Brusatte mengatakan tidak jelas apakah moncong panjang yang ditemukan pada spesimen tersebut akan hilang ketika mereka sudah menjadi dewasa.
"Fosil terbaru menutup perdebatan ini karena panjangnya dua kali lebih panjang daripada dua spesimen Mongolia dan jauh lebih dewasa, dan masih mempunyai moncong panjang dan tanduk yang aneh. Jadi fitur ini bukan fitur anak-anak atau remaja, tapi fitur khas dari sub-kelompok tyrannosaurus bermoncong panjang yang tidak biasa ini," kata Brusatte.
Qianzhousaurus hidup sekitar 66 juta tahun lalu, tidak lama setelah asteroid yang diyakini berukuran selebar 10 kilometer menghantam bumi dan memusnahkan dinosaurus dan makhluk lainnya.
"Sub-kelompok dinosaurus ini mungkin merupakan dinosaurus terakhir yang bertahan yang menyaksikan dampak asteroid," kata Brusatte, yang penelitiannya dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Qianzhousaurus lebih kecil daripada T. rex, yang hidup di saat yang sama di Amerika Utara, dengan panjang sekitar 12 meter dan dikenal sebagai predator darat terbesar.
Walaupun masih memiliki "senyum lebar" milik T. rex, moncong Qianzhousaurus yang unik dan bentuknya yang lebih ramping menunjukkan bahwa mereka menyukai jenis mangsa yang berbeda daripada tyrannosaurus biasa, ujar para peneliti.
"Sudah sedikit lebih besar," kata Brusatte. "Dan masih punya gigi tajam yang panjang. Anda pasti tidak mau bertemu dengan mereka.
Jauh lebih kecil dibanding T. rex, tapi T. rex adalah predator terkejam sepanjang masa."
Fosil yang masih dalam kondisi baik tersebut ditemukan oleh seorang pekerja di lokasi pembangunan di Provinsi Jiangxi di Tiongkok selatan.
Qianzhousaurus hidup di lanskap yang relatif basah, rimbun, dan penuh dengan dinosaurus termasuk dinosaurus yang mirip dengan burung dan berbulu seperti Banji, Ganzhousaurus, Jiangxisaurus dan Nankangia yang mungkin menjadi menu makanan mereka termasuk Gannansaurus yang besar dan berleher panjang.
"Walaupun kita baru mempelajari tentang mereka, tyrannosaurus bermoncong panjang tampaknya salah satu kelompok utama dinosaurus predator di Asia," kata salah satu peneliti, ahli paleontologi Junchang Lü dari Akademi Ilmu Geologi Tiongkok, dalam sebuah pernyataan.
Nama Qianzhousaurus dipilih berdasarkan tempat ditemukannya fosil tersebut. Nama spesiesnya, sinensis, menunjukkan asalnya dari Tiongkok.