Inilah Kisah Anak-anak Perempuan Nigeria yang Lolos dari Penyanderaan Boko Haram

By , Minggu, 11 Mei 2014 | 08:30 WIB

Beberapa siswi Nigeria yang berhasil meloloskan diri dari kelompok Boko Haram yang menculik ratusan siswi sekolah perempuan di kota Chibok, Nigeria, angkat bicara soal pengalaman mereka.

Amina Tsawur (17), yang diculik bersama ratusan siswi teman-teman sekolahnya, menceritakan caranya lolos dari para penculik dan kabur melintasi kawasan hutan penuh ular di wilayah utara Nigeria.

Amina mengatakan seorang anggota Boko Haram memisahkannya dari para sandera lain. Saat itulah Amina berhasil meloloskan diri.

"Saat itu sekitar pukul 23.00 dan kami sangat ketakutan mendengar suara tembakan di mana-mana. Kami tak tahu apa yang harus kami lakukan dan kabur ke mana?" ujar Amina.

Tak berapa lama kemudian, Amina melanjutkan, dia dan teman-temannya melihat sekelompok pria berpakaian loreng dan membawa obor mendekati sekolah mereka.

"Kami kira mereka adalah para prajurit pemerintah. Kepada kami mereka mengatakan diperintahkan untuk mengevakuasi kami dan tak akan menyakiti kami," kenang Amina.

Akhirnya Amina dan kawan-kawannya menuruti perintah para pria itu dan mereka dan naik ke atas truk yang sudah tersedia. Saat itulah mereka menyadari bahwa para pria itu adalah anggota Boko Haram.

"Kami mulai menangis dan meminta agar kami tak disakiti. Namun mereka justru membentak kami dan menyuruh kami diam atau mereka akan membunuh kami," papar Amina.

Para anggota Boko Haram itu juga terus menerus menghina para remaja putri yang ketakutan itu.

"Mereka terus mengatakan bahwa kami harus berhenti bersekolah dan kami akan menikahi para pria itu. Mereka juga mengatakan para guru dan pemerintah adalah kafir dan akan dibunuh," tambah Amina.

Setelah berhasil lolos dari para penculiknya, Amina berhasil mencapai Damboa, sebuah kota di tepi hutan, berjarak 80 kilometer dari Maiduguri, ibu kota negara bagian Borno.

Seorang remaja lainnya mengatakan dia berhasil lolos saat diminta para penculiknya untuk mengambil air bersih.

"Kami naik iring-iringan truk sepanjang malam sebelum mencapai tujuan kami yaitu hutan," kata salah seorang gadis yang tak mau disebut namanya.