Penemuan Tambang Batu Cokelat dari Zaman Prasejarah di Polandia

By Maria Gabrielle, Minggu, 26 September 2021 | 15:00 WIB
Penemuan tambang batu cokelat di Polandia. (Magdalena Sudol-Procyk)

Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog dari Nicolaus Copernicus University, Polandia berhasil menemukan tambang batu cokelat dari periode prasejarah. Tambang yang terletak di dataran tinggi Krakow-Czectochowa, Polandia itu berasal dari 10.000 tahun yang lalu.

Dilansir dari Heritage Daily, penelitian ini merupakan bagian dari proyek lima tahun bernama Chocolate flint in the Kraków-Częstochowa Upland. Extraction, Use and Distribution. Batu cokelat sendiri masuk dalam jenis batu silika, ditemukan di formasi batu yang terlihat di permukaan (outcrop) sabuk lebar strata Jurassic. Biasanya digunakan untuk pembuatan alat karena strukturnya yang keras namun mudah pecah dan homogen.

Kualitas batu cokelat ini amat dihargai oleh masyarakat prasejarah dari Zaman Paleolitik Tengah, Mesolitikum, Neotilikum hingga Zaman Besi. Batu ini paling populer pada periode Paleolitik Akhir, sekitar 15.000 hingga 12.000 tahun yang lalu.

Awalnya, diperkirakan bahwa pembuatan alat oleh Neanderthal dan Homo sapiens menggunakan bahan baku batu cokelat dari Pegunungan Swietokrzyskie yang berjarak sekitar 150 kilometer. Namun, dengan ditemukannya tambang batu cokelat di Lembah Udorki, dataran tinggi Krakow-Czestochowa menunjukkan bahwa batu ini produk lokal.

Menurut tim peneliti, tambang batu cokelat ini dioperasikan antara 10.000 hingga 6.000 tahun yang lalu. Dr. Sudol-Procyk dari Nicolaus Copernicus University juga tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.

“Ini merupakan penemuan yang mengejutkan, karena sebagian besar tambang yang kami ketahui (termasuk bahan baku silikat lainnya) dari dataran tinggi Krakow-Czestochowa dan Pegunungan Swietokrzyskie berasal dari periode Neolitikum, yang berarti mereka lebih muda daripada tambang yang baru ditemukan,” ujar Dr. Sudol-Procyk kepada Heritage Daily.

Baca Juga: Misteri Keberadaan Batu-Batu Bulat di Kuburan Kuno Neolitik Eropa

Tim peneliti mengatakan tambang batu cokelat ini dioperasikan antara 10.000 hingga 6.000 tahun yang lalu. (Magdalena Sudol-Procyk)

Saat ini belum diketahui apakah tambang batu cokelat ini memiliki lubang yang dalam dan terowongan bawah tanah. Diduga pemburu dari zaman prasejarah telah menggali ke dalam lereng lembah setelah melihat endapan batu yang tersingkap oleh sungai. Para arkeolog meyakini setelah bahan mentah diekstraksi, prosesnya dilakukan di sekitar tambang.

Sebelumnya, tambang batu cokelat ditemukan di Pegunungan Swietokrzyskie atau lebih dikenal dengan nama Holy Cross Mountains di tahun 2013. Dilansir dari Science in Poland, para peneliti dari Institute of Archaeology, Cardinal Stefan Wyszyński University di Warsawa mendapati outcrop batu cokelat yang membentang sepanjang hampir 100 kilometer di jalur sempit dari Zawichost di lembah Vistula ke daerah dekat Oronsko di bagian selatan Radom.

Kala itu, inisiator penelitian Dr. Janusz Budziszewki menduga bahwa masyarakat Lublin-Volyn menggunakan metode yang relatif sederhana untuk menambang batu cokelat ini. Adapun material yang berasal dari permukaan situs ini secara substansial berbeda dengan situs lain dari jenis yang sama.

Baca Juga: Al Naslaa: Formasi Batu Misterius yang Terbelah Sempurna di Arab Saudi

Mereka menggunakan batu cokelat untuk membuat perkakas yang mengesankan, termasuk belati batu, menurut para ahli alat ini memiliki peran bergengsi. Spesimen beragam perkakas ditemukan di pemakaman budaya yang unik di wilayah Ksiaznice. Dia juga menjelaskan kalau batu cokelat sangat mudah untuk diolah.

“Batu cokelat sangat mudah untuk diolah, menjadikannya salah satu bahan baku yang paling umum untuk digunakan dalam pembuatan perkakas-perkakas kecil di zaman prasejarah. Itu telah digunakan sejak kemunculan orang-orang di negeri kita hingga akhir Zaman Perunggu,” tutur Dr. Janusz Budziszewki.

Wilayah outcrop sendiri sangat populer di kalangan arkeolog selama puluhan tahun. Studi pertama di daerah Pegunungan Swietokrzyskie diprakarsai oleh ahli geologi Jan Samsonowicz dan arkeolog Stefan Krukowski pada awal tahun 1920-an dan berlanjut selama beberapa tahun berikutnya.

Baca Juga: Debat Peralatan Batu Tertua Milik Leluhur Manusia 3,3 Juta Tahun Lalu