Andai Der Fuhrer Tak Tidur Saat Sekutu Mendarat di Normandia

By , Jumat, 6 Juni 2014 | 10:12 WIB

Mendengar sekutu sudah mendarat, Rommel bergegas kembali ke garis depan, tetapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa karena sebagian besar pasukan Jerman di Prancis hanya bisa digerakkan dengan perintah langsung Hitler.

Rommel berusaha menghubungi Hitler di markasnya, tetapi hanya diminta menunggu. Pada pukul 07.00 atau satu jam setelah pendaratan sekutu di Normandia, salah satu perwira tinggi Jerman, Gerd von Rundstedt, memberanikan diri melangkahi wewenangnya.

Dia memerintahkan dua divisi tank cadangan untuk bergerak ke Kota Caen untuk mencegat gerak maju pasukan Sekutu. Namun, ketika mengetahui inisiatif Von Rundstedt ini, markas besar AB Jerman justru memerintahkannya untuk tak menyerang. "Von Rundstedt harus menunggu perintah Hitler," demikian perintah markas besar.

Dan, saat Hitler sudah cukup segar untuk memahami apa yang terjadi di garis depan, pada pukul 16.00 dia merestui gerak maju Von Rundstedt ke Caen. Perintah Hitler itu terlambat hampir 12 jam, yang membuat Sekutu telanjur memiliki pijakan kuat di Normandia dan sekitarnya.

Saat itu tak hanya pasukan darat Sekutu yang terus maju, pesawat-pesawat tempur Typhoon, Mustang, dan Mosquito sudah menguasai udara, menghancurkan apa pun yang bergerak di bawahnya.

Sementara itu, meski kacau-balau pada awal pendaratan, pasukan Sekutu berhasil mendesak pasukan Jerman yang bertahan di pantai dan mendaratkan berbagai peralatan berat seperi tank, artileri berat, dan berton-ton amunisi.

Tak ada yang bisa dilakukan Jerman untuk menghentikan gerak maju Sekutu pada saat itu. Semuanya hanya karena tak ada yang berani membangunkan Hitler dari tidurnya.