Berbiaya Besar, Penanganan Sungai Citarum Dinilai Belum Efektif

By , Rabu, 11 Juni 2014 | 19:33 WIB

"Ini proyek ambisius sebenarnya. Untuk menjalankan ini, pemerintah tak tangani sendiri. Masyarakat harus ikut berperan. Membuat gerakan kolaboratif. Program ini dijalankan selama lima tahun untuk kembalikan fungsi Citarum."

Sebanyak 25 juta orang Jabar dan Jakarta tergantung dari air di sungai itu. Itu setara 10 persen penduduk Indonesia.

Dadan Ramdan, Direktur Eksekutif Walhi Jabar, mengatakan, besaran anggaran tak menjamin proyek berjalan baik. Hingga kini, sudah banyak dana keluar namun kondisi sungai tetap memprihatinkan. Pencemaran masih sangat tinggi.

Senada dengan Dadan. Aktivis Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, Sobirin mengatakan, pengelolaan Citarum harus melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis. "Di awal kebijakan, KLHS harus komprehensif. Selama ini penanganan Citarum belum melalui KLHS."

Kawasan lindung di hulu Sungai Citarum seharusnya memiliki luas 178.394,74 hektare (52%). Namun, tinggal 68.617 hektare atau 20%. Daerah resapan air tersisa tak lebih 50.000 hektare. Citarum tercemar limbah domestik 50%, industri 40%, peternakan 8% dan pertanian 2%.