Tidak salah kalau Stanford menjadi pemasok utama tenaga kerja berkualitas tinggi di berbagai perusahaan teknologi ternama di Silicon Valley seperti Google, Facebook, Yahoo, LinkedIn, dan Microsoft. Gak sedikit juga dari mahasiswa Stanford yang kemudian membangun start up mereka sendiri, karena lingkungannya sangat mendukung mereka menjadi entrepreneur.
Ada begitu banyak teman, pemodal ventura, "angel investor", inkubator bisnis yang mendorong tumbuhnya ekosistem start up di seputar Stanford University.
Kekurangan modal bukanlah sebuah alasan bagi banyak orang di Silicon Valley untuk tidak berusaha maupun berkarya.
Dan tentu saja Silicon Valley juga memiliki ekosistem yang telah terbentuk serta didukung infrastruktur yang baik. Tapi jangan lupa, di atas semuanya, semangat Silicon Valley ini bermula dari sebuah garasi. Sebuah mimpi. Sebuah tujuan.
___________________________________________________________________Tulisan ini merupakan bagian awal dari catatan perjalanan selama 10 hari di Amerika Serikat yang ditulis oleh Yansen Kamto, pendiri dan Chief Executive dari Kibar, sebuah perusahaan konsultan teknologi dengan misi mengibarkan talenta berbasis industri teknologi di Indonesia.