Untuk Dukung Kelancaran Puasa, Perhatikan Juga Kesehatan Tidur

By , Selasa, 1 Juli 2014 | 12:00 WIB

Tahukah Anda bahwa kesehatan tidur sangat mempengaruhi ibadah puasa kita? Kesehatan tidur harus diperhatikan pula saat berpuasa.

Maka berikut paparan beberapa hal penting dari sisi kesehatan tidur agar ibadah puasa lancar:

Tidur yang sehat sama pentingnya bagi kesehatan seperti menjaga nutrisi dan berolahraga. Mengabaikan kesehatan tidur akan berakibat buruk bagi keselamatan, kesehatan, dan produktivitas. Sayangnya banyak sekali contoh di keseharian kita yang menunjukkan bagaimana masyarakat kita masih mengabaikan kesehatan tidur.

Lihat saja bagaimana iklan-iklan di media yang menunjukkan berbagai produk yang membuat seseorang lebih "melek". Bukan berarti produk-produk suplemen atau penambah energi tersebut buruk. Tetapi coba lihat lebih dalam, para produsen ini melihat adanya peluang pasar yang besar pada masyarakat Indonesia yang mengantuk!

Perhatikan juga bagaimana di minggu awal berpuasa, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Kenapa? Sederhana saja, kantuk. Akibat tubuh yang belum terbiasa dengan perubahan pola tidur, banyak orang mengantuk saat berkendara. Padahal para ahli telah membuktikan bahwa mengendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan kondisi mabuk.

Kesiapan kendaraan memang penting, tetapi kesiapan si pengendaralah yang sebenarnya paling penting! Sebelum berkendara ke tempat kerja, pastikan Anda tidak dalam keadaan mengantuk. Jika mengantuk, ambil waktu untuk tidur dulu. Atau jauh lebih aman gunakan saja kendaraan umum.

Saat akan berkendara pulang. Istirahat dulu 15 menit, atau gunakan kendaraan umum jika mengantuk. Berbuka puasa bersama keluarga tercinta memang tak tergantikan, tetapi tiba di rumah dengan selamat jauh lebih penting.

Kondisi kurang tidur telah diketahui akan mendorong perubahan hormonal yang akan memicu reaksi berantai yang buruk bagi kesehatan.

Saat kekurangan tidur, tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan hormon ghrelin dan menekan leptin. Ghrelin fungsinya meningkatkan nafsu makan sedangkan leptin berperan dalam menekan nafsu makan. Akibatnya nafsu makan seolah tak terbendung.

Di otak juga terjadi berbagai perubahan yang mendorong seseorang untuk mencari makanan yang bersifat asin, manis dan gurih. Akibatnya saat berbuka seseorang jadi cenderung "balas dendam". Catatan khusus bagi penderita diabetes.

Kurang tidur juga diketahui membuat tubuh berada dalam kondisi stres. Akibatnya metabolisme pun turut terganggu. Respons tubuh akan secara otomatis meningkatkan tekanan darah dan kekentalan darah. Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah tentu jadi meningkat.

Lemas saat berpuasa, apa benar akibat berkurangnya asupan gizi? Belum tentu. Coba saja tambahkan jam tidur, apakah masih akan selemas itu? Perubahan pola tidurlah yang sebabkan seseorang jadi lemas dan kurang bersemangat.

Ketahuilah bahwa penambahan suplemen di saat sahur tentu bermanfaat. Kita lebih segar dan bugar. Namun berbagai suplemen ini tak ada yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Kemampuan otak tetap akan melemah seiring dengan semakin berkurangnya tidur.