Parasit Malaria Dapat Mengubah Bau Tikus

By , Rabu, 2 Juli 2014 | 09:43 WIB

Parasit malaria dapat mengubah bau badan tikus untuk membantu mereka pada tahap penting proses reproduksi, demikian kesimpulan para peneliti seperti dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Proceeding of the National Academy of Sciences.

Para ilmuwan menemukan bahwa aroma yang sudah diubah itu bertahan pada saat yang kritis, ketika tikus tidak menunjukkan gejala penyakit tetapi sebenarnya masih tetap bisa menularkan penyakit.

Para peneliti melanjutkan percobaan-percobaan untuk menentukan apakah parasit dapat mempengaruhi bau manusia juga, seperti dilaporkan BBC.

Para ilmuwan dari Swiss Federal Institute of Technology dan Pennsylvania State University di Amerika Serikat mempelajari bau tikus yang terinfeksi dan tidak terinfeksi malaria selama 45 hari.

Mereka menemukan bahwa aroma tikus yang terinfeksi sangat berbeda dengan yang tidak.

Perubahan senyawa

Parasit tidak benar-benar mengubah bau, melainkan mengubah tingkat senyawa yang sudah ada pada bau tikus.

Dan ini terutama terlihat pada tikus yang masih menular tetapi tak lagi menunjukkan gejala penyakit—terkait masa kritis dalam siklus hidup parasit.

Prof Consuelo De Moraes dari Pennsylvania State University dan salah seorang penulis utama penelitian mengatakan,"Tampaknya ada kenaikan yang merata pada beberapa senyawa yang menarik bagi nyamuk."

Hasil penelitian menunjukkan nyamuk paling tertarik pada tikus ketika parasit dalam tubuh mereka berada di titik kunci dalam perkembangan mereka. (Baca juga Malaria Menyebar ke Wilayah Dataran Tinggi)

Siklus hidup kompleks

Parasit malaria memiliki siklus hidup yang kompleks dengan beberapa tahap. Mereka perlu berkembang dan menjadi "matang" baik di dalam tubuh nyamuk maupun manusia.

Para ilmuwan meyakini, parasit dapat memanipulasi bau mahluk yang membawa mereka untuk menjamin keberlangsungan hidup mereka.