Ideologi ISIS Dipandang Tak Realistis Bagi Muslim Indonesia

By , Rabu, 2 Juli 2014 | 18:55 WIB

Komaruddin Hidayat menyayangkan konflik berkepanjangan dan perebutan kekuasaan yang terjadi di Timur Tengah.

"Agama kemudian dicitrakan dengan penuh dengan kemarahan dan permusuhan."

"Padahal saat ini justru kekuatan agama apapun harus tampil sebagai kekuatan peradaban yang menjalin kerja sama bukan kekuatan konflik semacam itu," tutupnya.

Dampak sangat kecil

Seruan ISIS mungkin tidak mempengaruhi umat Islam Indonesia kebanyakan, namun pengamat terorisme Taufik Andrie mengatakan berdirinya kekhalifahan di Irak dan Suriah "membangkitkan semangat" bagi kaum militan di dalam negeri.

"Secara terbuka kelompok Ustad Aman Abdurrahman dan Ustad Abu Bakar Baasyir menyatakan dukungan terhadap kekhalifahan.

"Saya pikir akan ada banyak pengikut mereka yang secara suka rela melakukan hal yang sama, bersedia membaiat (bersumpah) diri mereka terhadap keberadaan kekhalifahan yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi," jelas Taufik Andrie.

Akan tetapi, secara faktual, dampak dukungan terbuka ini diperkirakan sangat kecil dan tidak bisa diukur dalam jangka pendek.

Taufik menjelaskan bahwa sulit mentranformasikan kewajiban dan hak-hak mereka sebagai warga khalifah.

"Apakah kemudian mereka harus mendirikan negara bagian khalifah di Indonesia? Itu proses yang rumit dan energi yang mereka punya saya kira tidak cukup untuk dilakukan secara instan," sambungnya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Teroris Nasional (BNPT) menyebut bahwa ada segelintir orang Indonesia yang terlacak sudah bergabung dengan ISIS.

"Mereka ini terkait dengan satu atau lebih aksi-aksi teroris yang terjadi di sini," kata Kepala BNPT Ansyaad Mbai, akhir Juni lalu.