Kisah Pria di Florida Dapatkan Batu Bulan dari Misi Apollo 17

By Maria Gabrielle, Sabtu, 2 Oktober 2021 | 14:00 WIB
Plakat batu bulan untuk negara bagian Louisiana. (collectSPACE)

Nationalgeographic.co.id - Pendaratan Apollo 17 di bulan pada tahun 1972 menjadi kali terakhir misi penerbangan berawak. Sebagai bentuk peringatan, negara bagian di Amerika Serikat mendapatkan batu bulan (moon rock) tidak terkecuali Louisiana.

Kabar terkini, setelah sempat hilang, batu bulan ini akhirnya kembali ke ‘rumah’. Menariknya, kembalinya batu bulan bermula dari plakat batu bulan yang menarik perhatian seorang kolektor senjata asal Florida.

Dilansir dari collectSPACE, pria yang enggan disebutkan identitasnya ini tengah mencari sampel kayu untuk digunakan dalam perbaikan atau penggantian stok senjatanya yang rusak. Dia kemudian membeli pajangan batu bulan Apollo 17 tanpa mengetahui benda apakah itu.

Pria yang tinggal di Merritt Island ini mengatakan bahwa dia mungkin membeli plakat tersebut di sebuah garage sale, lebih dari 15 tahun yang lalu. Dia bahkan mengaku tidak dapat memberi tahu sudah berapa lama dirinya memiliki plakat batu bulan ini.

Baca Juga: Mengapa Belum Ada Lagi Manusia yang Mengunjungi Bulan Sejak 1972?

“Saya bahkan tidak yakin berapa banyak yang dibayar untuk itu. Saya membeli plakat karena saya mengambil kayu dari plakat, mengirimkannya ke petugas gunstock dan dia membuat pegangan untuk Colts saya,” ujar pria tersebut kepada CollectSPACE.

“Kayu (plakat) adalah kayu yang bagus, maka dari itu saya membelinya,” tambahnya.

Hingga akhirnya dia menyadari sesuatu dari plakat yang dibeli. Pada waktu itu, pria ini sedang mencari kayu dengan warna tertentu, ia menarik plakat berhias batu bulan ini dari salah kotak satu plakat yang dikumpulkan.

“Apa ini? Sebelum saya mulai menanggalkan sesuatu, saya biasanya meluangkan waktu sejenak untuk membacanya,” terang pria tersebut.

Potongan batu bulan yang dibawa ke bumi dari misi ke bulan berawak terakhir. (collectSPACE)

Setelah mengetahui apa yang ia miliki, pria ini menghubungi pihak terkait dan diarahkan ke Louisiana State Museum. Tidak menggunakan jasa pengiriman barang, pria ini mengantarkan langsung plakat batu bulan itu.

“Dia memang menyerahkan batu bulan ke museum,” ujar Steven Maklansky, direktur sementara Louisiana State Museum.

Walaupun sudah kembali ke “rumah” belum diketahui secara pasti bagaimana plakat batu bulan itu bisa ada negara bagian lain. Steven Maklansky menuturkan bahwa pihak museum tidak memiliki rencana untuk menyelidiki lebih lanjut, melainkan fokus pada hasil saja.

Baca Juga: Studi Terbaru: Bulan Memberi Pengaruh Kuat pada Cara Kita Tidur

“Saya pikir ini adalah benda yang luar biasa dari sejarah Louisiana. Pastinya Louisiana State Museum akan menjadi tempat yang tepat untuk dipamerkannya (plakat batu bulan) ini kepada anak cucu,” jelas Steven Maklansky.

Diskusi mengenai bagaimana dan kapan batu bulan ini bisa dipamerkan ke publik baru saja dimulai pada akhir Agustus, setelah Badai Ida melanda Louisiana. Setelah beberapa minggu ditutup, museum telah dibuka kembali dan proses diskusi bisa segera dilanjutkan.

Pada plakat disematkan bendera negara bagian Louisiana. (collectSPACE)

Lebih dalam mengenai benda yang sempat hilang ini, plakat memiliki ukuran 25 sentimeter kali 35 sentimeter. Di bagian atasnya terpasang bola Lucite kecil yang disematkan dengan 1,142 gram pecahan batuan bulan, bagian dari potongan besar bulan yang dikumpulkan oleh Eugene Cernan dan Harrison Scmitt, astronot Apollo 17 di tahun 1972.

Para penjelajah bulan mendedikasikan batu ini sebagai simbol niat baik sambil berdiri di permukaan bulan. Pecahan batu bulan ini merupakan bagian batu dari Taurus Littrow Valley of the Moon. Itu adalah bagian dari batu dengan ukuran lebih besar yang terdiri dari banyak partikel dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Pada plakat juga terdapat bendera negara bagian Louisiana berukuran 10 sentimeter kali 15 sentimeter. NASA sendiri menyiapkan kurang lebih 200 plakat serupa. Plakat ini diberikan kepada 50 negara bagian di Amerika Serikat dan 136 negara asing atas arahan presiden Richard Nixon yang menjabat saat itu.