Cermati Gejala Psikopati

By , Selasa, 8 Juli 2014 | 13:00 WIB

Contoh paling sering disebut sebagai pemimpin yang psikopat adalah pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Bahkan, psikiater Kanada, Phillip W Long, menyebut Hittler tidak hanya menderita GKDS, tetapi juga paranoid (curiga dan tak percaya orang lain) dan narsistik (mengagungkan diri berlebih).

Sebaliknya, pemimpin yang sering dicontohkan berkebalikan dengan karakter psikopat adalah pemimpin rakyat India, Mahatma Gandhi, tokoh yang sederhana, merakyat, dan pejuang tanpa kekerasan.

”Terkadang agresivitas diperlukan dalam sebuah kepemimpinan,” kata Dinastuti. Penderita GKDS biasanya memesona, penuh daya tarik, luwes, dan mudah memengaruhi orang lain. Karakter itu membuat seorang psikopat biasanya memiliki banyak pengikut dan pengagum.

Saat menjadi pemimpin dan melakukan kesalahan, penderita GKDS mampu menawarkan penjelasan yang seolah-olah masuk akal sehingga ia bisa terlepas dari tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah. Bawahan atau rakyat yang terpesona pun akan mudah memaafkannya, bahkan terus mengagung-agungkannya.

Namun, rakyat atau bawahan yang terpesona dengan karisma dan kata-kata pemimpin yang menderita GKDS itu akan sulit menumbuhkan motivasi untuk maju. Kepemimpinan pemimpin yang psikopat sulit menciptakan suasana adil dan setara karena semua komando dan kekuasaan ada di tangan pemimpin.

”Pemimpin dengan GKDS tak mau mendengar pendapat berbeda dan akan melakukan apa pun agar orang setuju dengannya,” katanya. Rakyat atau bawahan tak boleh membantah jika tidak ingin menjadi korban agresivitas pemimpinnya.

Kondisi itu membuat tak akan ada persaingan sehat dalam dunia politik karena semua lawan politik akan ditekan, diberi sanksi, bahkan dibasmi oleh sang pemimpin psikopat.