Qasr Al-Farid, Makam Megah Yang Kesepian di Tengah Gurun Madinah

By Galih Pranata, Selasa, 5 Oktober 2021 | 10:00 WIB
Kemegahan arsitektur makam Qasr Al-Farid yang terpisah dari kelompok makam lainnya di provinsi Madinah. (Madain Project)

Ia menulis kisah tentang kekuasaan kerajaan Nabatea di wilayah Madâin Sâlih dalam JSTOR, berjudul The Taymanite tombs of Madāʾin Șāliḥ (Ḥegra). Tulisannya itu dipublikasikan pada 1997.

Orang-orang Nabatea yang penuh teka-teki pada awalnya adalah suku nomaden. "Akan tetapi, sekitar 2.500 tahun yang lalu, mereka mulai membangun pemukiman besar dan kota-kota yang makmur dari abad pertama SM hingga abad pertama M, termasuk kota Petra yang megah di Yordania," tulis Al-Fassi.

"Sebagai hasil dari perdagangan yang menguntungkan ini, orang-orang Nabatea menjadi sangat kaya dan berkuasa di wilayah tersebut," lanjutnya. Orang-orang Nabatea diduga menjadi titik balik kemajuan bangsa Arab di bidang ekonomi, khusunya perdagangan.

"Selain kegiatan pertanian mereka, mereka mengembangkan sistem politik, seni, teknik, tukang batu, astronomi, dan menunjukkan keahlian hidrolik yang menakjubkan, termasuk pembangunan sumur, waduk, dan saluran air," jelasnya.

Baca Juga: Gunung Batu, Kabut Debu, dan Terbitnya Rindu Negeri Para Nabi

Pengunjung terlihat di depan makam Qasr al-Farid di situs purbakala Madain Saleh di Al-Ula, Arab Saudi. (REUTERS)

Salah satu perwujudan, sekaligus bukti arkeologis kekayaannya, dapat dilihat pada monumen yang mereka bangun. Salah satu monumen tersebut adalah Qasr al-Farid. "Ia adalah makam yang belum selesai dibangun, yang berdiri sendiri ditengah gurun. Makam terbesar di situs arkeologi Madâin Sâlih," tambahnya.

Monumen ini berdiri setinggi empat lantai. "Tujuan pendiriannya dimaksudkan untuk menjadi indikator kekayaan dan status sosial dalam peradaban bangsa-bangsa Arab," tulis Al-Fassi. 

"Proses pembangunannya tidak seperti makam lain di sekitarnya. Qasr al-Farid memiliki empat pilar, yang umumnya makam lain memiliki dua pilar saja" terang Al-Fassi dalam tulisannya.

Hal tersebut dimungkinkan karena kualitas pekerjaan lebih kasar pada bagian bawah makam. "Ada anggapan bahwa monumen itu dibuat, dimulai dari atas ke bawah," tambahnya. 

Baca Juga: Al Naslaa: Formasi Batu Misterius yang Terbelah Sempurna di Arab Saudi