Teknologi inti pada ERP yang diterapkan Kapsch meliputi DSRC berkapasitas 915 MHz hingga 5.9 GHz, pencarian posisi oleh sistem satelit navigasi (global navigation satellite system; GNSS), dan ANPR (automatic number plate recognition), serta sensor optik dan laser. Sistem ERP yang dikembangkan Kapsch sejak 20 tahun lalu itu telah digunakan di 13 negara di dunia, termasuk Amerika Serikat dan Australia.
Singapura pertama
Singapura adalah kota pertama di dunia yang menerapkan sistem ini. ERP diimplementasikan oleh Land Transport Authority pada September 1998 untuk menggantikan Singapore Area Licensing Scheme, setelah berhasil diuji pada kendaraan yang berjalan pada kecepatan tinggi.
Saat ini telah ada 80 gerbang ERP yang terpasang di 'Negeri Singa' itu. Selama penerapannya, pihak otoritas transportasi Singapura melaporkan penurunan hampir 25.000 kendaraan pada jam sibuk. Kecepatan kendaraan naik 20 persen. Hal itu mendorong pengendara untuk mengubah moda transportasi, rute perjalanan, atau waktu perjalanannya.
Sistem tersebut sesungguhnya pertama kali diuji coba di Hongkong antara tahun 1983 dan 1985. Namun, pada penerapannya ditentang masyarakat.
Adapun OBU sebenarnya juga bukan hal baru di Indonesia. OBU telah diterapkan di beberapa gerbang tol sejak beberapa tahun terakhir, yakni untuk pembayaran secara elektronik.
Berbeda dengan kartu elektronik yang harus menempelkan kartu pada kotak pemindai untuk membuka gerbang, OBU dapat membuka langsung begitu unit terdeteksi gerbang yang dilengkapi sensor.
Penerapan OBU pada tol sejauh ini kurang diminati karena sistemnya relatif mahal dibandingkan dengan sistem kartu elektronik. Untuk memiliki akses melalui gerbang OBU, pemilik kendaraan harus membeli unit OBU seharga Rp400.000.
Teknologi sudah menyediakan alternatif. Namun, apakah sistem itu bekerja sesuai harapan, ada sistem mekanis dan faktor pengorganisasian manusia yang turut menentukan.