Tempat 'Minum' Eksklusif Bagi Kaum Elite di Batavia pada Zaman Dahulu

By Fadhil Ramadhan, Selasa, 18 Januari 2022 | 14:00 WIB
Potret Societeit de Harmonie dan jalan raya di sekitarnya pada 1940. (KibrisPDR)

Nationalgeographic.co.id—Pada abad ke-19, kota Batavia dihuni oleh beberapa kalangan elite yang kebanyakan berasal dari Eropa. Mereka membangun tempat hiburan eksklusif, yang hanya boleh dimasuki oleh kalangan mereka. Berbeda dari tempat hiburan lainnya, tempat ini juga menyediakan perpustakaan dan meja baca, dengan banyak buku dan jurnal.

Tempat hiburan ini dinamakan societeit atau klub, berupa gedung yang menyediakan minuman keras dan hidangan ala Eropa. Terdapat juga meja kartu dan biliar. Gedung ini hanya dapat dimasuki oleh anggota klub yang sudah terdaftar. Acara yang diadakan di dalam gedung societeit kerap diberitakan di dalam surat kabar.

Terdapat dua klub di Batavia, societeit De Harmonie dan Concordia. De Harmonie kemudian dibangun di kota besar lainnya, yang mana terdapat banyak masyarakat Eropa. Sedangkan Concordia, merupakan societeit khusus bagi militer. Anggotanya kebanyakan berasal dari garnisun-garnisun militer di Batavia, tetapi akhirnya dibuka juga untuk umum.

Dinamakan De Harmonie karena societeit tersebut terletak di area Tugu Harmoni, Jakarta Pusat. Di lokasinya yang dahulu, saat ini telah berdiri gedung Kementerian Sekretariat Negara RI. Lalu Concordia terletak di lokasi, yang saat ini, telah berdiri gedung Kementerian Keuangan RI.

Mengutip dari jurnal Pusat Hiburan Kaum Elit Eropa di Batavia Abad Ke-19, pembangunan societeit De Harmonie telah dimulai oleh Reinier de Klerk pada abad ke-18. Kemudian dilanjut oleh Janssens, lalu Marsekal Daendels, dan diselesaikan oleh Thomas Stanford Raffles pada abad ke-19.

Pub dan klub malam di Batavia ada banyak. Tercatat pada 1777 terdapat 102 pub di kota Batavia dan sekitarnya. Namun, di lokasi pub tersebut sering terjadi perkelahian.

Kalangan atas masyarakat Batavia kemudian memiliki sebuah gagasan untuk membangun gedung perkumpulan, yang hanya diperuntukkan bagi mereka. Gagasan ini bertujuan agar kalangan atas dapat menikmati waktu berkumpul, tanpa harus berinteraksi dengan kalangan bawah di kedai minum pinggir jalan.

Penulis studi ini, Yasmin Artyas menjelaskan bahwa, gedung tersebut sekaligus merupakan pusat budaya bagi masyarakat Eropa di Batavia. Selain menjadi tempat hiburan, De Harmonie dibangun dengan tujuan agar masyarakat Belanda yang berada di timur Hindia tidak melupakan negara asal mereka.

Yasmin menuturkan bahwa, Reinier de Klerk menyebut societeit De Harmonie sebagai “tempat yang layak untuk mengadakan pertemuan umum, yang dapat menyatukan pelaut terhormat, dan kesempatan untuk mendapatkan jodoh yang baik”.

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Reinier de Klerk (1777-1780), dia membangun societeit De Harmonie yang lama di Buiten Nieuwpoorstraat (Jalan Pintu Besar Selatan), beserta lapangan golf dan taman besar di dalamnya.

Baca Juga: Bir Sudah Ada di Zaman Kuno, Mari Lihat Peradaban yang Doyan Mabuk