Astronom Menemukan Planet Pertama yang Mengorbit Tiga Bintang

By Ricky Jenihansen, Selasa, 5 Oktober 2021 | 13:00 WIB
Ilustrasi planet yang mengorbit 3 bintang di pusat sistem bintang GW Ori. (ESO/Exeter/Kraus et al)

Nationalgeographic.co.id—Untuk pertama kalinya, astronom dari University of Nevada, Las Vegas sepertinya telah menemukan planet pertama yang mengorbit tiga bintang. Temuan tersebut diterbitkan dan menarik perhatian dalam publikasi bulan September Royal Astronomical Society dengan judul 'GW Ori: circumtriple rings and planets'.

Planet tersebut berada dalam sistem bintang GW Ori yang berjarak sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi dan berada dalam konstelasi Orion. GW Ori dikelilingi oleh piringan besar debu dan gas, fitur umum dari sistem bintang muda yang membentuk planet. Tapi yang menarik, ini adalah sistem dengan bukan satu bintang, tapi tiga bintang.

Menurut peneliti, penemuan planet tersebut memiliki implikasi penting untuk memperkuat pemahaman kita tentang pembentukan planet. Temuan ini juga sangat menarik, karena hingga saat ini tidak ada planet yang diketahui mengorbit tiga bintang.

Seolah itu tidak cukup menarik, piringan GW Ori terbelah dua, hampir seperti cincin Saturnus jika mereka memiliki celah besar di antaranya. Dan yang lebih aneh lagi, cincin luarnya miring sekitar 38 derajat.

Tidak seperti tata surya kita, yang terdiri dari bintang soliter, diyakini bahwa setengah dari semua sistem bintang, seperti GW Ori tempat para astronom mengamati fenomena baru ini, terdiri dari dua atau lebih bintang yang terikat secara gravitasi satu sama lain.

Para ilmuwan telah mencoba menjelaskan apa yang terjadi di sana. Beberapa berhipotesis bahwa celah di piringan itu bisa jadi akibat dari satu atau lebih planet yang terbentuk dalam sistem. Jika demikian, ini akan menjadi planet pertama yang diketahui mengorbit tiga bintang sekaligus, juga dikenal sebagai planet circumtriple.

Baca Juga: Teori Baru Pembentukan Planet, Bumi Terbentuk dari Tabrak Lari

GW Ori, sistem tiga bintang dengan celah misterius di cincin debu di sekitarnya. (ALMA (ESO/NAOJ/NRAO), ESO/Exeter/Kraus et al))

Pada penelitian tersebut, para peneliti menggunakan pengamatan dari teleskop Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA). Astronom University of Nevada, Las Vegas menganalisis tiga cincin debu yang diamati di sekitar tiga bintang, yang sangat penting dalam pembentukan planet.

Tetapi mereka menemukan celah yang substansial, namun membingungkan, dalam cakram tiga bintang. Tim peneliti menyelidiki asal-usul yang berbeda, termasuk kemungkinan bahwa celah itu diciptakan oleh torsi gravitasi dari tiga bintang.

Pecahnya piringan gas mungkin didorong oleh torsi baik dari sistem tiga bintang atau planet yang cukup besar untuk mengukir celah di piringan. Setelah cakram pecah, cincin-cincin itu berpresisi secara nodal pada skala waktu yang berbeda dan menjadi tidak sejajar.

 

Namun, setelah membangun model GW Ori yang komprehensif, peneliti menemukan bahwa penjelasan yang lebih mungkin dan menarik untuk ruang dalam cakram tersebut adalah keberadaan satu atau lebih planet masif, seperti Jupiter di sana. "Raksasa gas, biasanya merupakan planet pertama yang terbentuk dalam sistem bintang. Planet terestrial seperti Bumi dan Mars mengikuti (setelahnya)," kata Jeremy Smallwood, penulis utama dan Ph.D. lulusan astronomi dari University of Nevada, Las Vegas.

Smallwood kepada University of Nevada News mengatakan, planet itu sendiri tidak dapat dilihat, tetapi temuan menunjukkan bahwa ini adalah planet yang mengorbit tiga bintang pertama yang pernah ditemukan. Pengamatan lebih lanjut dari teleskop ALMA diharapkan dalam beberapa bulan mendatang, yang dapat memberikan bukti langsung dari fenomena tersebut.

Baca Juga: Prediksi Astronom: Inilah Supernova yang Akan Meledak Tahun 2037

Para peneliti menggunakan teleskop Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) (ALMA)

"Ini sangat menarik karena membuat teori pembentukan planet benar-benar kuat. Itu bisa berarti pembentukan planet jauh lebih aktif daripada yang kita duga, yang cukup keren," kata Smallwood.

Temuan ini telah menyangkal penjelasan alternatif bahwa torsi gravitasi bintang-bintang membersihkan ruang di piringan. Dalam laporan penelitiannya, astronom menunjukkan tidak ada cukup turbulensi di piringan, yang dikenal sebagai viskositasnya. Temuan ini juga menyoroti berapa banyak lagi yang harus dipelajari tentang cara-cara tak terduga di mana planet dapat terbentuk.