Singkap Hutan Bakau Purba Berusia 100.000 Tahun di Semenanjung Yucatan

By Ricky Jenihansen, Rabu, 6 Oktober 2021 | 17:00 WIB
Kehidupan air di Sungai San Pedro Martir di Tabasco, Meksiko. (Octavio Aburto)

Penelitian tersebut menyoroti dampak lanskap yang luas dari perubahan iklim masa lalu di garis pantai dunia dan menunjukkan bahwa selama interglasial terakhir, sebagian besar dataran rendah pesisir Teluk Meksiko berada di bawah air. Selain memberikan pandangan sekilas penting tentang masa lalu dan mengungkapkan perubahan yang dialami oleh daerah tropis Meksiko selama zaman es, temuan ini juga membuka peluang untuk lebih memahami skenario kenaikan permukaan laut relatif di masa depan. Mengingat saat ini perubahan iklim terus berlangsung lebih cepat dan meluas.

Untuk diketahui, pada tahun 2016, Carlos Burelo, seorang ahli botani di Universidad Juarez Autonoma de Tabasco dan penduduk asli daerah tersebut, menarik perhatian anggota tim lainnya terhadap keberadaan ekosistem tersebut. "Saya biasa memancing di sini dan bermain di hutan bakau ini sebagai anak kecil, tapi kami tidak pernah tahu persis bagaimana mereka sampai di sana. Itulah pertanyaan pendorong yang menyatukan tim," kata Burelo.

Kerja lapangan Burelo dan survei keanekaragaman hayati di wilayah tersebut membentuk dasar yang kuat dari penelitian ini. Penemuannya yang luar biasa tentang ekosistem purba didokumentasikan dalam "Memories of the Future: the modern discovery of a relict ekosistem" sebuah film pendek pemenang penghargaan yang diproduksi oleh alumnus Scripps, Ben Fiscella Meissner.

Baca Juga: Pusparagam Cycloop: Memuliakan Perempuan dengan Hutan Perempuan

Pemandangan udara dari Sungai San Pedro Martir. (Ben Meissner)

Sekarang, tim peneliti lintas disiplin ilmu dari dua negara telah secara kolaboratif mempelajari ekosistem tersebut. Sejak tahun 2016, para peneliti telah beberapa kali mengumpulkan batuan, sedimen, dan fosil untuk dianalisis di laboratorium, membantu mereka menemukan bukti dari masa lalu yang konsisten dengan lingkungan laut.

Para penulis mencatat bahwa wilayah di sekitar lokasi penelitian secara sistematis mengalami deforestasi pada tahun 1970-an oleh rencana pembangunan yang salah arah; tepian Sungai San Pedro hanya terselamatkan karena buldoser tidak dapat menjangkaunya. Daerah ini masih terancam oleh aktivitas manusia, sehingga para peneliti menekankan perlunya melindungi daerah yang penting secara biologis ini di masa depan.

Menurut para peneliti, hutan bakau purba itu tidak hanya menarik untuk dipelajari karena menyimpan kisah siklus glasial pleistosen yang tertulis dalam DNA tanamannya, namun mengingatkan kita tentang dampak dramatis perubahan iklim. Terutama di dataran pantai Teluk Meksiko jika kita tidak mengambil tindakan segera untuk menghentikan emisi gas rumah kaca

"Kami berharap hasil (penelitian) kami meyakinkan pemerintah Tabasco dan administrasi lingkungan Meksiko tentang perlunya melindungi ekosistem ini," kata para peneliti.