Kecil-kecil Cabe Rawit, Studi Ini Buktikan Kuda Laut Predator Andal

By Maria Gabrielle, Kamis, 7 Oktober 2021 | 10:00 WIB
Kuda laut termasuk dalam ambush predator, hewan yang menyerang mangsanya secara tiba-tiba. (Pexels / Pixabay)

Gerakan ini lebih cepat daripada kontraksi otot manapun di dunia hewan dan berasal dari tendon elastis yang mereka regangkan dengan kencang menggunakan otot punggung. Kuda laut menggunakan tulang leher mereka sebagai ‘pemicu’ sehingga mereka mengangkat kepala saat tiba waktunya untuk memangsa.

Meski begitu, belum diketahui dengan jelas bagaimana gerakan ini benar-benar membuat kuda laut makan – sebuah proses yang juga mengharuskan mereka membuka mulut secara bersamaan untuk menyedot makanan.

Dengan menggunakan kamera berkecepatan tinggi dan teknologi pemindaian laser untuk pencitraan aliran air, para peneliti dari Universitas Tel Aviv mampu mengkarakterisasi gerakan penyergapan ini. Dari studi ini, tim mendapati bahwa gerakan cepat disertai dengan aliran air yang kuat memungkinkan kuda laut untuk menyedot mangsanya langsung ke mulut, sepuluh kali lebih cepat daripada ikan lainnya dengan ukuran serupa.

Baca Juga: Kuda Laut Warna-Warni Asal Jepang yang Terlihat Seperti Butiran Beras

Hasil studi para peneliti dari Universitas Tel Aviv mendapati bahwa kuda laut menyergap mangsanya dengan mekanisme pegas. (Davide Lopresti, National Geographic Your Shot)

Studi ini telah dipublikasikan di Journal of Experimental Biology dengan judul Elastic enery storage in seahorses leads to a unique suction flow dynamics compared with other actinopterygians. Dilansir dari Phys para ahli mengukur gerakan kuda laut dengan memotret serangan mereka pada kecepatan 4.000 gambar per detik.

Gerakan yang dilakukan kuda laut juga memungkinkan mereka untuk menangkap mangsa yang sulit ditangkap. Pengukuran ini juga menjelaskan ekologi spesies kuda laut, yang dibedakan satu sama lain berdasarkan panjang hidung mereka.

“Studi kami menunjukkan bahwa kecepatan gerakan kepala dan arus hisap ditentukan dari panjang hidung kuda laut,” ujar Profesor Roi Holzman kepada Phys.

Baca Juga: Sains Terbaru, Robot Ini Bisa Berenang dengan Efisien Mirip Satwa Laut

Kuda laut (Hippocampus whitei). Kuda laut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menambatkan diri menggunakan ekornya ke karang atau rumput laut. (Sylke Rohrlach/CC BY/SA 2.0.)

“Dari aspek evolusi, kuda laut harus memilih antara hidung pendek untuk hisapan yang kuat dan mengangkat kepala (dengan kecepatan) sedang atau hidung panjang untuk mengangkat kepala dengan cepat dan arus hisapnya lemah,” tambahnya.

Beliau juga menjelaskan bawha pilihan ini berhubungan dengan makanan yang tersedia. Spesies kuda laut berhidung panjang, mereka menangkap hewan yang lebih kecil dan cepat. Sementara spesies kuda laut dengan hidung pendek, menangkap hewan yang lebih berat dan lamban.

Selain kuda laut, ada pula ikan lainnya yang memiliki mekanisme pegas yang mengesankan. Mereka biasa disebut dengan misfit fish termasuk di dalamnya ada alligator pipefish, cornetfish dan shrimpfish.

“Ikan ini disebut demikian karena bentuknya yang aneh, memungkinkan mereka untuk meregangkan tubuh menjadi pegas. Pertanyaan besar berlaku pada evolusi mekanisme pegas, bagaimana ia terbentuk dan kapan ia berkembang,” tutur Profesor Roi Holzman.

“Saya harap penelitian kami baru-baru ini akan ke arah yang lebih jauh, studi yang dirancang untuk membantu memecahkan teka-teki dari ikan dengan mekanisme pegas,” pungkasnya.

Baca Juga: Puluhan Ribu Hewan Laut Terebus Hidup-Hidup Akibat Gelombang Panas