Israel sepertinya tidak akan menyetujui permintaan itu tanpa garansi bahwa pembukaan perlintasan perbatasan tidak akan membuat Hamas mempersenjatai diri kembali, sesuatu yang tidak akan diterima sayap militer Hamas.
Namun jelas dari tuntutan-tuntutan itu bahwa mengakhiri blokade adalah pendorong utama.
Permintaan itu juga mengindikasikan bahwa Hamas percaya bahwa serangan-serangan roket mereka dan ketidakmampuan Israel untuk menghentikan mereka, memberikan alasan untuk menuntut perubahan signifikan terhadap status quo yang ada.
Fakta bahwa tuntutan-tuntutan itu didukung oleh perwakilan tiga kekuatan utama di dalam Hamas yaitu kepemimpinan politik dan militer di Gaza serta biro politik di pengasingan, menunjukkan bahwa gerakan ini kini bersatu, meski kepemimpinan militer lah yang tampaknya membuat keputusan.
Namun perbedaan mungkin akan muncul antara dan dari dalam faksi-faksi ini mengenai kompromi seperti apa yang akan diterima, terutama jika serangan darat Israel berdampak pada keseimbangan kekuasaan internal Hamas.
Dr Jeroen Gunning adalah pakar di Studi Politik dan Konflik Timur Tengah di Universitas Durham. Ia mengkhususkan diri pada studi gerakan Islam di Timur Tengah, terutama Hamas dan Hezbollah dan merupakan penulis buku Hamas in Politics (Hurst, 2007).