Situs Djémila Sebagai Saksi Peradaban Romawi Kuno di Afrika Utara

By Galih Pranata, Jumat, 8 Oktober 2021 | 15:00 WIB
Situs arkeologi Djemila bekas reruntuhan koloni Romawi Kuno di Aljazair, Afrika Utara. (Ancient Origins)

Nationalgeographic.co.id—Situs Djémila terletak 50 km timur laut kota Sétif, Aljazair di Afrika Utara. Ia juga disebut sebagai Cuicul yang merupakan sebuah koloni Romawi kuno, didirikan pada masa pemerintahan Nerva, sekitar tahun 96 - 98 M. Ia dikategorikan sebagai salah satu bunga arsitektur Romawi di Afrika Utara.

"Pada tahun 1839, Ferdinand Philippe, putra Raja Louis-Philippe dari Prancis, memimpin ekspedisi militer dengan tujuan menaklukkan Aljazair timur. Di dekat perbatasan Mauretania," tulis Michelle Freson.

Ia menulis tentang awal mula ditemukannya situs arkeologi Djémila, kepada Ancient Origins, dalam artikelnya berjudul Djémila, Algeria: A Spectacular Roman City That’s Said to Rival all Others, yang dipublikasi pada 2018.

Kemudian, Ferdinand Philippe menemukan reruntuhan kota kuno yang awalnya dikenal sebagai Cuicul. "Dia berencana untuk membawa lengkungan kemenangan kembali ke Paris, tetapi meninggal tak lama setelah itu dan selama bertahun-tahun situs itu dilupakan," tambahnya.

"Pada tahun 1909, selama pembangunan jalan modern, reruntuhan itu ditemukan kembali. Pekerjaan arkeologi berlanjut hingga tahun 1957 dan mengarah pada rekonstruksi banyak monumen kuno," pungkasnya.

"Pembangunan koloninya sangat disesuaikan dengan kendala situs di wilayah pegunungan, di taji berbatu yang menyebar di ketinggian 900 m (3.000 kaki) dataran tinggi, di mana ia menghadap ke dua sungai dan memiliki suhu yang lebih dingin daripada bagian utara Aljazair lainnya," tulis Abdelmajid Ennabli.

Baca Juga: Seperti Stadion Saat Ini, Amfiteater Zaman Romawi Punya Fasilitas VIP

Amfiteater di Djemila. (Wikimedia Commons)

Ia menuliskan kepada UNESCO, dalam artikelnya berjudul North Africa's Roman Art: It's Future, yang dipublikasikan pada tahun 2000 di San Marcos. Ia mengisahkan peradaban Romawi di Afrika Utara.

"Djémila memberikan kesaksian luar biasa tentang sebuah peradaban yang telah menghilang," tulis Ennabli. Dalam hal ini, rumus klasik perencanaan kota Romawi telah disesuaikan dengan kendala geofisika situs.

"Cuicul terus berkembang sebagai Garnisun Romawi, sebagai rumah bagi tentara Romawi, tetapi kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan yang berkembang selama abad ke-2 dan awal ke-3, ketika lebih dari 20.000 bangsa Romawi tinggal di sini," tambahnya.

"Kekristenan mencapai Cuicul pada abad ke-4, dan kota itu diperluas dengan kawasan Kristen," lanjutnya. Cuicul kemudian perlahan ditinggalkan setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi sekitar abad ke-5 dan abad ke-6 dan ditinggalkan seluruhnya pada akhir abad ke-6 ketika invasi Arab tiba di bagian Afrika ini, dan mulai menyebarkan ajaran Islam.

"Orang-orang Arab tidak pernah menduduki kembali situs Cuicul, tetapi mereka kemudian menamakannya Djémila (Jamilah) yang berarti 'indah' atau 'cantik' dalam bahasa Arab," lanjut Ennabli.

Cuicul adalah rumah bagi arsitektur khas Romawi, dimana di dalamnya terdapat kuil Romawi, basilika, lengkungan, baptistery, dua forum dan teater yang terletak tepat di luar tembok kota karena memiliki kapasitas 3.000 orang.

"Situs ini terdiri dari repertoar tipologi dan arsitektur yang sangat beragam dengan sistem pertahanan dan Arch of Triumph, kenyamanan publik dan gedung teater, fasilitas kerajinan dan perdagangan, termasuk pasar Cosinus bersaudara yang merupakan bukti luar biasa kemakmuran ekonomi kota," tambahnya.

 Baca Juga: Penampakan Bangkai Kapal Romawi Berusia 2.000 Tahun di Kroasia

Arch of Caracalla adalah sebuah lengkungan kemenangan Romawi yang terletak di Djemila di Aljazair (Cuicul). Itu dibangun pada awal abad ketiga. (Habib Kaki)

"Peninggalan arkeologi ini yang digali sejak 1909, memberikan kesaksian yang benar dan dapat dipercaya tentang komponen kota Romawi seperti denah klasik kota Romawi dan struktur perkotaannya," lanjut Ennabli.

Terdapat ragam arsitektur seperti metode konstruksi (jalan, gerbang, saluran air, kuil bertiang, teater), dekorasi (relief, batas dan pedimen, ibu kota kolom, mosaik) dan bahan konstruksi (batu, mosaik, keramik) yang mewakili Nilai Universal Luar Biasa dari properti-properti yang ditemukan.

Beberapa pekerjaan restorasi pada mosaik di museum situs telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, untuk mempertahankan dan melestarikan peninggalan situs arkeologi yang bernilai luhur ini.

Langkah-langkah perlindungan yang diharapkan untuk melestarikan nilai-nilai properti, berupa pembangunan pagar keliling di sekitar situs, pemulihan mosaik yang rusak dan renovasi museum situs, telah selesai dilakukan.

"Penegakan peraturan saat ini juga diharapkan dan kegiatan pemantauan situs secara teratur akan dilaksanakan," tulis UNESCO dalam laman website resminya berjudul Djémila, yang dipublikasi pada tahun 2019.

Baca Juga: Penemuan Kalung Budak Romawi 'Pegang Aku Atau Aku Akan Lari!'