Misteri Temuan Patung Tuxtla Asal Meksiko yang Berusia 1.800 Tahun

By Fadhil Ramadhan, Sabtu, 16 Oktober 2021 | 07:00 WIB
Patung Tuxtla ditemukan di Veracruz, Meksiko, pada tahun 1902. Saat ini patung tersebut berada di National Museum of Natural History. (Donald E. Hurlbert / Dept. Antropologi, NMNH)

Yásnaya Elena Aguilar Gil, seorang penulis dan ahli bahasa Ayuujk asli dari Meksiko dan penutur asli Mixe, telah menulis dengan tajam tentang upaya untuk menjaga bahasa asli Meksiko tetap hidup, dalam apa yang dia sebut sebagai “perjuangan untuk hak-hak linguistik.” Di seluruh Meksiko, masyarakat adat mengampanyekan sekolah umum untuk mengajarkan bahasa daerah asli.

Masuk akal bahwa epi-Olmec akan bertahan dalam bahasa modern. Jane Walsh, seorang antropolog emeritus Smithsonian, mencatat bahwa Olmec dianggap oleh banyak orang sebagai "budaya ibu" dari berbagai peradaban Mesoamerika berikutnya, dari Meksiko selatan hingga Kostarika.

Siapa pun yang telah makan taco telah menikmati warisan Olmec. Orang Olmec termasuk yang pertama mencampur jagung dengan air kapur, langkah penting dalam Nixtamalization, proses pembuatan tortilla. 

Pemerintah Meksiko secara resmi mengakui 68 bahasa asli di dalam perbatasannya, yang dituturkan oleh jutaan orang. Namun, setelah bertahan selama berabad-abad penjajahan dan dominasi berbahasa Spanyol, banyak dari bahasa ini, termasuk Mixe dan Zoquean, terancam punah.

Oleh karena itu, Patung Tuxtla sangat penting dalam membantu menjelaskan bahasa kuno yang sebelumnya tidak dapat dipahami, sekaligus menghubungkan budaya asli modern, dengan masa lalu linguistik yang pernah dianggap hilang.

Patung Tuxtla menjadi tak ternilai harganya, bagi siapa pun yang mempelajari sejarah bahasa modern yang diturunkan dari bahasa Latin, seperti Spanyol, Italia, dan Prancis. Patung Tuxtla adalah peninggalan budaya yang mengalami asimilasi. Ia adalah warisan yang diperjuangkan oleh penduduk aslinya untuk tetap hidup.