Sejumlah pejabat AS yang akrab dengan masalah itu mengatakan, klaim tersebut tidak benar karena berdasarkan pada kesalahan dalam membaca dokumen-dokumen itu.
Laporan tersebut mengatakan, pada Agustus 2013 ada 5.000 orang Amerika berada dalam daftar pantauan TSD. Sebanyak 15,800 lainnya berada di daftar TIDE. Satu bagian yang lebih kecil, yang berisi 16.000 nama, termasuk 1.200 nama milik warga Amerika, terdaftar sebagai "selectees" (orang-orang tertentu) yang menjadi sasaran pemeriksaan yang lebih intensif di bandara dan penyeberangan perbatasan.
Menurut Intercept, yang mengutip dokumen-dokumen itu, orang-orang yang ada dalam daftar itu paling banyak tinggal di New York, Dearborn, Michigan, Houston, San Diego, dan Chicago. Dearborn merupakan tempat tinggal bagi banyak orang-orang turunan Arab dan Islam.
Menurut dokumen yang dikutip Intercept itu, pemerintah AS juga sudah memulai upaya baru untuk mengumpulkan informasi dan data biometrik penduduk AS pasca bom Boston Marathon tahun 2013. Data itu termasuk foto-foto dari SIM. Upaya itu tampaknya didorong oleh fakta bahwa para agen FBI yang menyelidiki pengeboman di Boston menemukan basis data yang tidak memadai saat mereka mencoba untuk mencocokkan foto dua pembom yang terekam video pemantauan, kata sejumlah pejabat AS yang tahu masalah tersebut.