Potensi Penerbangan di Nusa Tenggara

By , Senin, 11 Agustus 2014 | 21:30 WIB
()

Pesatnya pertumbuhan penumpang di Koridor V menarik minat NAM Air, anak perusahaan Sriwijaya Air. NAM akan mengembangkan penerbangan di Bali, NTB, dan NTTM sebagai bagian dari program "Go East". "Penerbangan di kawasan timur peluangnya masih sangat besar," ujar Hasudungan Pandiangan, Direktur Komersial NAM Air. NAM yang mengoperasikan dua B737-500 winglet –akan tambah tiga unit lagi tahun ini – sudah terbang rute Surabaya-Denpasar-Waingapu-Maumere-Kupang dan segera membuka rute baru Kupang-Ende-Labuan Bajo-Denpasar. "Ende dan Labuan Bajo masih dipersiapkan," lanjutnya.

Selain NAM, pemain baru di sini adalah Garuda Indonesia. Sejak 2 Desmber 2013, Garuda telah mengoperasikan penerbangan Explore, sub brand-nya dengan pesawat ATR 72-600 berkapasitas 70 penumpamg. Penerbangan Explore melayani rute Denpasar-Bima-Lombok-Denpasar dan Denpasar-Labuan Bajo-Tambolaka pp. Garuda menjadikan Denpasar sebagai hub untuk penerbangan internasional dan penerbangan yang menggunakan ATR 72, seperti ke NTB/ NTT dan wilayah remote lainnya.

Terkait peningkatan konktivitas untuk meningkatkan laju pertumbuhan pariwisata di Koridor V, Menparekraf mendukung langkah Garuda mengembangkan penerbangan ke remote area. Katanya, Kemenparekraf berharap agar pelaku industri dapat bersinergi dengan Garuda untuk mendukung pariwisata nasional sebagai sektor ekonomi yang punya potensi besar dan mendorong peningkatan peran ekonomi rakyat dalam kancah perekonomian nasional dan global.

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, dengan mengoperasikan ATR 72-600, Garuda akan meningkatkan konektivitas daerah-daerah di remote area dengan melayani rute-rute penerbangan berjarak tempuh kurang dari 400 km. dengan masuknya Garuda, akses dan konektivitas yang sudah ada dari beberapa penerbangan nasional dan daerah pun kiat meningkatkan.