Pertahanan Terakhir Yazidi

By , Rabu, 13 Agustus 2014 | 12:52 WIB

Lalish terletak di atas kota Shekhan, pusat terbesar kedua populasi Yazidi saat ini setelah Sinjar. Pekan lalu, setelah melarikan diri ke Sinjar, puluhan ribu orang melarikan diri ke Shekhan.

Dua hari kemudian mereka pergi dari sana, bersama banyak penduduk asli, setelah rumor beredar di kota itu bahwa ISIS sedang dalam perjalanan. Dalam peristiwa itu, mereka berhenti, atau tertahan, di kaki pegunungan. Beberapa orang kembali ke kota.

Di puncak gunung itu, 200 keluarga telah mengungsi, kata pendeta yang bertanggung jawab di sana, Baba Chawish. Ia mengatakan, anak-anak mereka yang berpakaian warna-warni berkerumun di satu-satunya jalan  di Lalish.

Pendeta Chawish mengatakan, ia takkan pernah meninggalkan tempat itu. "Kami sebuah agama, kami tidak ingin melawan siapa pun," katanya. "Mengapa mereka membunuh kami? Namun saya tidak akan pernah pergi dari sini. Ini rumah saya, ini bagi kami seperti Mekah bagi orang Muslim. Sinjar jauh dari sini, dan saya akan tinggal."

Dalam kuil itu kaum perempuan datang dan pergi, menangis dan melakukan ritual Yazidi. 

"Kami orang-orang kecil," kata Khero. "Kami tidak punya tentara untuk melindungi kami, tidak ada senjata. Kami ingin anda lindungi kami, di Inggris dan Amerika. Namun kami berpikir kami ingin meninggalkan negeri ini."