Menyingkap Kematian Tragis Mumi Gebelein Berusia 5.400 Tahun

By Galih Pranata, Kamis, 14 Oktober 2021 | 15:00 WIB
Potret Mumi Gebelein di British Museum, dalam pose tertelungkup, diduga mati dalam posisi jongkok akibat terkejut mendapat tikaman dari belakang. (Archaeo-Histories/Twitter)

Nationalgeographic.co.id—Mumi 'Ginger' atau disebut juga Mumi pradinasti Gebelein, merupakan temuan tubuh pradinasti lengkap pertama yang ditemukan di Mesir. Ia diperkirakan sudah ada sejak 3400 SM atau hidup sekitar era neolitik Mesir.

"Jasadnya yang terpelihara dengan baik, digali dan diekskavasi pada akhir abad kesembilan belas oleh Wallis Budge (Penjaga Museum Inggris untuk Egyptology, dari kuburan pasir dangkal dekat Gebelein (sekarang, Naga el-Gherira ) di gurun Mesir," tulis Bard.

Kathryn A. Bard menuliskan tentang penemuan jasad utuh (mumi) di gurun Mesir, pada bukunya yang berjudul Encyclopedia of the Archaeology of Ancient Egypt. Buku tersebut diterbitkan oleh Taylor & Francis pada tahun 1999.

"Budge menggali semua mumi dari situs kuburan yang sama. Dua diidentifikasi sebagai laki-laki dan satu sebagai perempuan," tulisnya. Hasil dari temuannya itu, kemudian diserahkan kepada British Museum, Inggris pada tahun 1900.

"Tiga jenazah ditemukan dengan penutup dari berbagai jenis (anyaman alang-alang, ijuk dan kulit binatang), yang masih tersisa bersama jenazah," tambahnya. Diperkirakan penutup jenazah dari beberapa jenis barang, merupakan suatu bukti yang menunjukan kematiannya.

Salah satu mumi yang ditemukan dan menarik perhatian adalah mumi Ginger. "Tubuh ini awalnya dijuluki 'Ginger' karena rambut merahnya," imbuhnya. Hanya saja, julukan ini tidak lagi secara resmi digunakan, sebagai bagian dari kebijakan etika untuk penamaan mumi.

"Kami membongkar mumi pertama yang kami bawa keluar dari kuburnya di Gebelên pada suatu hari, di hari Sabtu, bulan Maret 1900, di hadapan Tuan Crawford dan Pustakawan," Budge mengisahkannya.

Ernest Alfred Thompson Wallis Budge, sang penemu, menuliskan tentang proses ekskavasi yang menunjukan keganjilan dalam temuannya. Ia menuliskannya dalam laporannya berjudul By Nile and Tigris: a narrative of journeys in Egypt and Mesopotamia on behalf of the British Museum between the years 1886 and 1913, publikasi tahun 1920.

Baca Juga: Papirus Mesir Kuno Ungkap Praktik Perawatan Mumi dari 4.000 Tahun Lalu

"Ketika diperiksa pada Senin pagi, ditemukan bahwa sendi atas salah satu jari telunjuknya hilang, dan tidak pernah ditemukan lagi sejak itu," tulisnya. Beberapa bagian sendinya hilang, menjadi pertanyaan besar tentang kematiannya.

Dilansir dari laman resmi BBC, dalam artikelnya berjudul British Museum exhibit Gebelein Man died 'violent death', dipublikasikan pada tahun 2012. Ia menyebutkan tentang latar belakang kematian yang terjadi pada mumi Gebelein.

"Pria mumi itu dimakamkan dalam posisi berjongkok sekitar 3500 SM di Mesir dan ditemukan pada tahun 1896," tulisnya. Analisis kurator antropologi fisik, Daniel Antoine, ia menyebut bahwa itu merupakan bukti baru, menunjukkan dia ditikam dari belakang dengan senjata.

"Ada luka di permukaan kulitnya, itu hanya sedikit bukti yang dapat dilihat orang selama 100 tahun terakhir, tetapi dengan melihat ke dalam tubuhnya, kami bisa melihat tulang belikatnya rusak dan tulang rusuk di bagian bawah," imbuh BBC.

Baca Juga: Setelah 2.600 Tahun, Investigasi Kematian Mumi Perempuan Terpecahkan

"Diyakini bahwa cedera itu disebabkan oleh pisau tembaga atau pisau batu dengan panjang setidaknya 12 cm dan lebar 2 cm," tambahnya. Daniel Antoine percaya bahwa Mumi Gebelein terkejut oleh serangan itu karena tidak adanya luka bekas perlawanan.

"Semua ini menunjukkan kematian yang kejam," lanjutnya. Diperkirakan, korban berusia antara 18 dan 21 tahun ketika dia meninggal. Ia dibungkus dengan kain linen dan anyaman dan ditempatkan di kuburan yang dangkal.

"Teknologi di British Museum telah memungkinkan dalam mengekspos kerangkanya, serta membuat irisan virtual untuk menjelajahi organ dalam dan otaknya yang masih ada," sambungnya.

Baca Juga: Misteri Wajah Tiga Mumi Mesir Kuno Terungkap Berkat Analisis DNA