"Saya ikuti sejak dia lahir sampai melahirkan anak dan kini anaknya telah berusia 4 tahun masih hidup sehat di Kutai sana," paparnya.
Suzuki juga mengatakan, tidak benar pula bila dikatakan orangutan melahirkan anak setiap tujuh tahun. Menurut dia, itu ngawur. Data itu muncul dari publikasi seorang peneliti asal Swiss yang mencuri hasil risetnya.
"Dengan iktikad baik, dalam satu pertemuan para peneliti orangutan, saya meminjamkan data saya. Ternyata, dia menyalahgunakan dan mengubah sedikit-sedikit lalu memublikasikan data penelitiannya sendiri. Itu peneliti dari Swiss," ujarnya.
Banyak sekali yang telah dilakukan Suzuki untuk melestarikan orangutan, termasuk menyelamatkannya dari kebakaran hutan serta dari penggundulan hutan demi tambang.
Kini Suzuki kesulitan untuk mencari dana melestarikan orangutan kalimantan yang menjadi salah satu ikon Indonesia. Bagi yang bersedia membantu profesor ini, mungkin dapat mengirimkan e-mail ke tribunindon@yahoo.com dengan subyek "Orangutan".