Bahkan setelah 10 tahun, ia mengatakan langsung mengenali korban tsunami itu sebagai anak laki-laki yang tidur di warnetnya.
Saya berdoa setiap malam, karena di dalam hati saya, saya yakin anak saya masih hidup
"Saya terkejut, ada foto anak laki-laki yang saya kenali betul. Saya memotret gambarnya dengan ponsel saya," ujarnya.
Remaja pria itu hanya mengatakan ia datang dari Medan. Jika memang betul dia adalah putra Jamaliah dan Septi, tidak jelas bagaimana ia sampai dari Aceh.
Setelah melihat berita, Lana dan Windu mencari remaja pria itu, yang telah mereka panggil Ucok.
Remaja itu berbicara dengan Jamaliah dan Septi Rangkuti lewat telepon dan pasangan itu segera datang menemuinya, bersama putra bungsu mereka dan putri yang baru mereka temukan, sekarang berusia 14 tahun.
Ketika tsunami menimpa rumah mereka di Aceh, Arif dan adiknya terseret sambil bertahan di atas papan, menurut orangtua mereka, yang telah lama menghapus harapan untuk menemukan anak mereka masih hidup.
Pasangan ini sekarang yakin anak-anak mereka diselamatkan bersamaan oleh para nelayan yang membawa mereka ke Kepulauan Banyak di pesisir Aceh.
Anak perempuan mereka diasuh oleh sebuah keluarga di Aceh, yang memberinya nama baru Wenni. Seorang nelayan ingin mengadopsi keduanya, tapi hanya mengambil Jannah karena tidak mampu membiayai dua anak.
"Tuhan telah memberikan kami mukjizat," ujar Jamaliah sebelumnya setelah menemukan putrinya.